Pemerintah Sidoarjo menjelaskan alasan keterlambatan betonisasi di beberapa ruas jalan, di antaranya karena adanya kontraktor yang putus kontrak yang memakan waktu sedangkan perencanaan terlambat sehingga saat akan dilakukan lelang tidak cukup waktu untuk pengadaan.
Sigit Setyawan Plt Kadis PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo mengatakan, saat ini sudah ada tiga kontraktor yang diputus kontrak akibat terlambat melakukan pengerjaan. Salah satunya kontraktor yang menangani di Jalan Kramat Jegu, Sidoarjo.
“Di Kramat Jegu kemarin kontraktor diputus kontrak lalu cari pemenang di bawahnya. Setelah dievaluasi, ternyata proses pengadaan tidak cukup waktu,” kata Sigit kepada Radio Suara Surabaya, Senin (22/11/2021).
Sebelumnya, kontraktor trersebut telah diberi peringatan pertama dan kedua. Namun karena tidak sesuai target, akhirnya PU Bina Marga melakukan putus kontrak dan mencari kontraktor pemenang di bawahnya.
“Pada saat progress keterlambatan 10 persen, itu diberi peringatan pertama. Lalu kalau terlambat 10 persen lagi kita peringatkan. Ini sudah ada tiga kontraktor yang kami kerjakan (tutup kontrak),” katanya.
Namun saat pengadaan kembali dilakukan, ternyata tidak cukup waktu sehingga betonisasi akan dilanjutkan pada tahun depan dengan anggaran 2022.
Hal itu terjadi karena mulai dari perencanaan di tahun 2021 sudah terlambat. Dari 32 ruas jalan yang ditarget, 9 ruas jalan dikerjakan sebelum Juni dan sisanya setelah Juni.
“Juni kemarin ada pengerjaan di beberapa ruas, lalu proses pengadaan ada beberapa hambatan dari 32 ruas, yang sebelum Juni 9 ruas sisanya setelah Juni. Sebenarnya targetnya tahun ini selesai. Dua kali lelang tidak ketemu pemenang, lalu mau dilelang tidak cukup waktu,” paparnya.
Sigit mengatakan, jumlah anggaran untuk betonisasi di 2022 sekitar Rp225 miliar. Dana tersebut untuk melakukan betonisasi di beberapa ruas yang menjadi fokus dan prioritas. Ada tiga pertimbangan jalan yang diprioritaskan untuk betonisasi, yakni jalan yang sering banjir, beban jalan yang cukup tinggi seperti sering dilewati truk dan jalan yang cepat rusak karena kontruksi tanah yang lunak.
Pihaknya juga melakukan pembangunan salura air di area betonisasi mengingat elevasi jalan pascabetonisasi akan bertambah tinggi.
“Beton kan beda dengan aspal, kalau beton elevasi berubah 30-40 cm. Kalau di sisi kiri dan kanan tidak disiapkan saluran air, maka kasihan rumah warga di sekitarnya bisa banjir,” imbuhnya.
Untuk itu, beton yang digunakan adalah beton U Ditch (gorong-gorong) agar ada saluran yang dapat penampung air, terlebih saat musim hujan.
Sebelumnya, Pemkab Sidoarjo menegaskan betonisasi sejumlah ruas jalan di Sidoarjo sudah tuntas. Seperti di Jalan Raya Becirongengor, Wonoayu; Jalan Raya Buncitan, Sedati; dan Jalan Mangkurejo, Sedati.
Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) Bupati Sidoarjo mengatakan, tidak hanya dibeton, Pemkab Sidoarjo juga telah melengkapi jalan itu dengan sistem drainase supaya jalan tidak mudah rusak.(tin/rst)