Sabtu, 23 November 2024

Bermula dari Mematahkan Rasa Takut Jadi Cinta, Hobi Mengoleksi Ular pun Cuan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Salah satu ular yang dipamerkan oleh CV Fauna Alam Persada di Hall Suara Surabaya Centre, Sabtu (20/11/2021). Foto: Pram Suarasurabaya.net

Diki Firmansyah yang akrab disapa Dika mengawali kisahnya bersama ular sejak 2005 silam. Dia mengaku pernah merasa takut dan berupaya mematahkannya, sampai akhirnya menjadi cinta, sampai sekarang.

“Dipatok ular tentu sudah biasa bahkan sering, nah dari situ jelas saya belajar agar tidak terpatok lagi. Tapi ya tetap aja masih dipatok, sih, sampai sekarang,” ujarnya sembari tertawa.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kira-kira demikian peribahasa yang mewakili apa yang telah Dika tuai setelah bertahun-tahun menjadi penghobi dan kolektor beragam jenis ular.

Kini dia bisa mendirikan CV Fauna Alam Persada yang tidak hanya memiliki koleksi berbagai jenis ular di dalam negeri tapi juga beragam jenis yang berasal dari luar negeri.

Tidak hanya ular, perusahaannya kini juga menawarkan bermacam reptil lain seperti iguana dan leopard geko (jenis tokek), yang turut meramaikan “Tropical Land” hari kedua di Hall Suara Surabaya Centre, Sabtu (20/11/2021).

“Ya di antaranya ada ular, iguana, dan tokek. Tapi yang menjadi fokus kami memang ular, sekaligus yang dominan kami pamerkan di sini juga,” katanya kepada suarasurabaya.net.

Salah satu ular yang paling banyak dikoleksi adalah ular python dengan beragam warna dan motif. “Yang menarik memang warna dan motifnya yang beragam, itu yang bikin saya suka,” ujarnya.

Dika menjelaskan dia menjalankan bisnisnya seperti menjalankan hobi. Dengan pola demikian, dia mengaku mendapat keuntungan yang cukup besar. Apalagi bila mengelolanya dengan benar.

“Jadi kalau berbisnis secara hobi itu keuntungannya hampir 100 kali lipat, tapi yang kita jual belikan ini kan hewan bernyawa, jadi presentase yang mati juga banyak,” ujarnya.

Namanya juga bisnis. Lika-likunya tidak bisa dianggap sepele. Dalam perjalanannya, Dika menceritakan bahwa dia pernah merugi sampai ratusan juta rupiah.

“Waktu itu hampir satu kandang ular saya mati semua karena tertular virus yang dibawa ular jenis boa yang saya datangkan dari luar negeri,” kata dia.

Ya, Dika memang berupaya agar koleksi ular yang dia punya cukup beragam. Karena itulah tidak jarang dia mendatangkan jenis-jenis ular dari berbagai belahan dunia.

“Selain ada yang asli dari Indonesia, kami juga melakukan impor, beberapa di antaranya berasal dari USA dan Thailand,” ungkapnya.

Salah pengunjung yang mencoba memegang ular, Sabtu (20/11/2021).
Foto: Wildan Suarasurabaya.net

Selain karena hobi mengoleksi, Dika juga mengungkapkan bahwa market hewan koleksi cukup berpeluang sebagai bisnis. Bahkan selain melakukan mengimpor Dika yang juga budidaya juga sudah mengekspor.

“Berangkat dari hobi akhirnya mencoba bisnis, dan berhasil dapat sertifikasi untuk berjualan hewan koleksi agar legal. Tahun ini saya baru dapat SK bisa mengekspor hewan koleksi,” katanya.

Kepada para penghobi dan calon penghobi ular Dika membagikan teknik memegang ular yang benar. Yakni dengan mengikuti gerakan ular mulai dari belakang sampai ke depan supaya ular merasa nyaman.

“Jika cara memegang berlawanan dengan arah geraknya jelas ular akan merasa terancam,” imbuhnya.

Sebagai informasi CV. Faunda Alam Persada menyediakan koleksi berbagai hewan khususnya ular yang berlokasi di wilayah Siwalankerto, Kec. Wonocolo, Kota Surabaya atau dapat dilihat koleksinya melalui akun instagram di @cv_fape.

Tropical Land hari kedua yang jatuh di akhir pekan ini semakin ramai pengunjung yang penasaran dengan berbagai pameran hewan reptil dan tanaman hias.(wld/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs