Komisi Disiplin Asprov PSSI Jatim mendapat laporan dari Klub Gresik Putra (Gestra Paranane FA) adanya pengaturan skor di Grup B Liga 3 Zona Jawa Timur.
Mendengar kabar ini, Komdis langsung menindaklanjuti laporan klub Gresik Putra (Gestra Paranane FA) yang menganggap ada pemain dan ofisial terlibat dalam pengaturan skor.
“Kami langsung merespon laporan itu, dan sebelumnya Gestra juga sudah melaporkan kepada kami bahwa ada pemain dan ofisial yang diduga terlibat pengaturan skor sehingga akhirnya timnya kalah,” jelas Dyan Puspito Rini Sekretaris Asprov PSSI Jatim, Rabu (17/11/2021).
Bahkan, sudah ada beberapa saksi yang dipanggil untuk memberikan keterangan dan ada beberapa lagi saksi yang akan dipanggil. “Komdis sudah melakukan rapat, pihak yang dilaporkan juga sudah kita panggil dan sedang diproses,” tambahnya.
Hanya saja, sementara ini Ririn tidak mau menyampaikan siapa saja yang dilaporkan oleh pihak Gresik Putra.
Namun, dipastikan ada banyak nama yang dilaporkan oleh pelapor lengkap dengan bukti yang ada. Salah satunya bukti rekaman percakapan telepon yang saat ini dalam proses pendalaman.
Apabila terbukti, maka PSSI Jatim akan memberikan sanksi tegas kepada oknum ini. Bahkan, apabila ada dugaan tindak pidana akan dilimpahkan ke pihak kepolisian.
“Kami tidak mentolerir tindakan semacam ini, sesuai arahan ketua umum kita semangat bersih-bersih. Kita Asprov PSSI Jatim sangat mendukung sepak bola yang lebih baik,” jelasnya menurut keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net.
Perempuan yang akrab disapa Ririn ini juga mengatakan, jika ada dugaan muncul oknum lainnya dalam match mixing ini. Namun, dia menjanjikan akan dibuka semuanya setelah terkuaknya kasus ini pada media.
Sebelumnya, muncul dugaan pengaturan skor di Grup B Liga 3 Zona Jawa Timur. Dugaan itu keluar dari salah satu tim di grup B yakni Gresik Putra (Gestra Paranane FA). Bahkan mereka secara resmi memecat dua pemain dan satu ofisial, karena terindikasi terlibat pengaturan skor.
Kedua pemain adalah AC, HPS, dan DGR ofisial tim yang menjabat sebagai Kitman. Manajemen Gestra Paranane memecat ketiganya, karena terbukti melakukan pertemuan dengan sejumlah orang yang menawarkan kerjasama untuk mengatur skor pertandingan.
Dua pemain kita disuruh mengalah dengan iming-iming imbalan puluhan juta rupiah. Tujuannya, untuk memenangkan Persema Malang,” kata manajer tim Gestra, Bagyo Sulaksono, dikutip melalui laman PSSI Jatim.
Dalam pertandingan terakhir Grup B yang digelar di stadion Gajayana, Senin, (15/11/2021) itu, Gestra Paranane harus menerima kekalahan telak dengan skor 5-1.
Bagyo mengungkapkan Gestra Paranane sebelumnya juga diminta untuk mengalah menjelang pertandingan melawan NZR Sumbersari.
Iming-iming untuk mengalah atas NZR Sumbersari itu tidak tanggung-tanggung, mencapai Rp100 juta namun tawaran itu ditolak oleh manajemen Gestra.(tin)