Mulyanto anggota Komisi VII DPR RI menyambut baik prosesi serah terima bibit (seed) vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga kepada PT Biotis Pharmaceuticals yang disaksikan Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan.
Hal ini menunjukkan proses uji praklinis Vaksin Merah Putih telah berjalan sukses, dan kemudian dilanjutkan dengan uji klinis tahap 1 hingga 3 oleh PT Biotis Pharmaceuticals. BPOM dan WHO menyatakan siap mendampingi proses uji klinis ini hingga vaksin Merah Putih dapat diproduksi secara massal.
“Dengan serah terima bibit vaksin ini, harusnya pemerintah fokus memproduksi Vaksin Merah Putih hasil karya anak bangsa. Bukan malah mewacanakan dan mendukung pembangunan pabrik vaksin buatan asing di dalam negeri,” kata Mulyanto dalam keterangannya, Sabtu(13/11/2021).
Mulyanto menyayangkan, rencana pemerintah yang diungkapkan Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yang akan menggandeng perusahaan China untuk membangun pabrik vaksin di Indonesia. Pemerintah akan memfasilitasi pendirian pabrik vaksin, yang berbasis mRNA tersebut dan direncanakan akan berproduksi pada bulan bulan April tahun 2022. Padahal, seharusnya pemerintah memprioritaskan produksi vaksin Merah Putih, terlebih para ahli dalam negeri sudah mampu memproduksi vaksin tersebut.
“Kita mesti menggenjot, mengawal dan memproduksi Vaksin Merah Putih hasil riset anak bangsa dengan berbagai kebijakan dan insentif, bukan malah mempromosikan pembangunan pabrik vaksin asing di Indonesia. Ini terkesan asing minded. Dan rela pasar domestik kita, yang besar ini, digerogoti oleh pabrik vaksin asing. Ini soal jiwa merah putih dan kedaulatan teknologi kita,” ungkap politisi Fraksi PKS ini.
Sebagai bangsa yang berdaulat, lanjut Mulyanto, Indonesia harus terus berjuang mengembangkan kemampuan teknologi dan inovasi domestik untuk memproduksi dan menjaga pasar dalam negeri. Bahkan kalau Vaksin Merah Putih ini berlebih, dapat diekspor ke berbagai negara yang membutuhkan. Ini akan menjadi sumber devisa baru bagi negara.
Menurut Mulyanto, dalam Konsorsium Riset Covid-19, yang dikoordinasikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ada 11 platform riset Vaksin Merah Putih yang dijalankan oleh 6 lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni LBM Eijkman, LIPI, UI, ITB, Unair, dan UGM. Riset Vaksin Merah Putih berbasis platform virus yang dimatikan (inactivated virus), yang dimotori Universitas Airlangga, adalah platform riset yang paling progresif.
“Bila uji klinis tahap 1-3 berjalan lancar, maka diperkirakan EUA (emergency use authority) Vaksin Merah Putih dari BPOM akan keluar pada bulan Maret 2022, untuk kemudian diproduksi massal bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceuticals. Itu tentu sangat membanggakan,” pungkas Mulyanto.(faz/iss)