Standard Chartered Plc. merilis proyeksi jangka panjang yang menyebutkan sebanyak 7 dari 10 negara berkembang diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/1/2019), peringkat tersebut didasarkan pada nominal produk domestik bruto (PDB) berdasarkan paritas daya beli atau purchasing power parity (PPP) dan Indonesia akan menduduki posisi kempat sebagai negara ekonomi terbesar di dunia.
Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN mengaku selalu mendengar kampaye Indonesia akan menjadi negara terbesar keempat di dunia. “Ada yang menyebut tahun 2030, 2035, 2040, dan seterusnya. Kenapa kata-kata ini dikampayekan, maksudnya apa?” kata Dahlan di acara Diskusi ‘Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi: Menelisik Pertumbuhan Ivestasi dan Laju Ekonomi dari Perspektif Pemerintahan Daerah’ di Hotel Bumi Surabaya, yang dilaksankan secara hybrid, Jumat (12/11/2021).
Dahlan mengaku juga melakukan diskusi makro ekonomi dengan beberapa guru besar. “Kami ingin menganalisa bahwa Indonesia bisa menjadi negara terbesar nomor empat di dunia, maka kita harus tahu PDB nya berapa jika dibandingkan Tiongkok dan Jerman,” tegasnya.
Hasil diskusi itu ternyata tidak menemukan jawaban bagaimana Indonesia bisa masuk kategori tersebut. “Kita tidak pernah diberitahukan bagaimana caranya. Jadi apakah mungkin? Sekalipun tahun 2040 apakah mungkin pendapatan perkapita kita bisa USD 50 triliun,” katanya.
Hal yang paling masuk akal, kata Dahlan jika pertumbuhan ekonomi 14-17 persen per setahun selama sepuluh tahun secara terus menerus. “Apakah mungkin, sedangkan dua tahun ini saja sudah minus,” ujarnya.
Di sisi lain, Dahlan menuturkan bahwa prediksi ini perlu disuarakan dan Indonesia harus kerja keras untuk merealisasikan prediksi ini, maka pertumbuhan ekonomi harus 14 persen. Oleh karena itu, pemerintah harus terus melakukan kebijakan yang tepat.(man/iss)