Endang Kusrini, seniman keroncong berusia 63 tahun asal Surabaya mengaku tetap berusaha bertahan di masa pandemi, dan tetap latihan rutin seminggu sekali di rumahnya di kawasan Karah.
“Latihannya di rumah seminggu sekali bersama teman-teman,” ujar ibu tiga orang anak ini setelah menerima bantuan dari TP PKK Kota Surabaya, Rotary Kaliasin, dan Happy Fresh, Kamis (11/11/2021).
Endang mengaku selama hampir dua tahun pandemi melanda, praktis dirinya tak ada tawaran manggung sama sekali.
“Group musik kami namanya Gema Satria, sudah berdiri sejak tahun 1989. Selama pandemi kita tidak dapat tanggapan (undangan manggung-red),” kata Endang.
Tak adanya tawaran manggung, praktis tak mendapat pemasukan dari pentas keroncong. Kebutuhan sehari-hari Endang dan keluarganya ditutup dari uang pensiunannya sebagai guru karena sang suami juga seorang seniman keroncong yang mengandalkan penghasilan dari hasil pentas.
“Uang pensiunan dicukup-cukupkan untuk kebutuhan sehari-hari. Mau bagaimana lagi kondisi seperti ini,” ungkapnya.
Endang mengaku bersyukur masih memiliki uang pensiunan untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi Endang masih lebih baik dibanding teman-teman di grup musiknya.
“Teman-teman akhirnya harus kerja serabutan, ada yang jadi kuli, ya kuli apa saja termasuk kuli bangunan dan kuli batu, yang penting dapat uang,” ujarnya.
Dikatakan Endang, sebelum pandemi melanda grup musiknya tak pernah sepi tawaran manggung. Dari hajatan nikahan hingga acara pemerintahan selalu menggunakan jasa grup musiknya, ia juga punya jadwal manggung rutin di sebuah hotel di Surabaya, ini masih ditambah tawaran manggung juga datang dari luar kota Surabaya.
“Dulu sering dapat kalau tanggapan bahkan sampai luar kota. Tapi pas pandemi wis gak ono tanggapan (sudah tidak ada kegiatan manggung- red),” paparnya.
Soal perhatian kepada seniman selama pandemi, Endang mengaku banyak mendapatkan bantuan, seperti sembako dari LSM maupun Pemkot Surabaya dan uang dari sebuah Partai Politik.
Endang pun menyambut gembira rencana Pemkot Surabaya yang akan kembali menghidupkan gelaran kesenian tradisional. “Kalau sudah mulai dibuka lagi temapt-tempat kesenian, semoga kami bisa manggung lagi, dan tidak bingung mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari,” harapnya.(man/iss)