Khofifah memperingatkan masyarakat Jawa Timur mewaspadai dampak fenomena La Nina. Pergantian musim, kata dia, juga kerap memunculkan penyakit seperti demam berdarah, influenza, batuk, dan lainnya.
Memperingati Hari Kesehatan Nasional, Jumat (12/11/2021), Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat jawa Timur membiasakan menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya.
Salah satu yang utama adalah membiasakan untuk makan makanan bergizi, olahraga, menjaga kebersihan dan lingkungan, tidur cukup, memelihara kebersamaan, dan juga interaksi sosial.
“Kadang mencintai diri sendiri lebih sulit dari pada mencintai orang lain. Salah satu cara mencintai diri sendiri adalah disiplin menerapkan pola hidup sehat.” ujarnya, Jumat (12/11/2021).
Hari Kesehatan Nasional ditetapkan pemerintah pada 1964 silam. Kala itu, pemerintah bekerja keras melawan wabah malaria yang muncul sekitar 1950-an.
Ratusan ribu jiwa masyarakat Indonesia terdampak wabah itu. Pada 1959, pemerintah membentuk dinas pembasmian malaria.
Empat tahun kemudian, nama dinas itu diubah jadi Komando Operasi Pemberantasan malaria atau KOPEM. Pemerintah Indonesia bersama WHO dan USAID menarget malaria hilang pada 1970.
Namun, pada 1963, sekitar 63 juta penduduk Indonesia sudah terlindungi dari penyakit malaria. Atas keberhasilan itu, pemerintah menetapkan 12 November sebagai Hari Kesehatan Nasional.
Pada peringatan Hari Kesehatan Nasional kali ini, pemerintah mengangkat tema “Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku”. Tema yang selaras dengan kondisi Pandemi Covid-19.
“Kesehatan jadi indikator penting dalam proses pembangunan. Itu bisa dilihat ketika tren pandemi Covid-19 meningkat. Pembatasan berlaku, sehingga laju ekonomi terdampak,” katanya.
Mantan Menteri Sosial itu menukil ucapan Presiden RI Joko Widodo bahwa pemerintah harus pandai dalam menjaga rem dan gas. Pemerintah harus tepat menentukan kebijakan kapan menginjak gas, dan kapan menginjak rem.
“Ketika masyarakat sehat, pemerintah bisa menginjak gas untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, baik skala lokal , regional, nasional, internasional,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah dan semua elemen strategis perlu sinergi dan kolaborasi. Seperti halnya pola penanganan Covid-19 yang berjalan dengan kolaborasi dan sinergitas antarkomponen.
Penerapan protokol kesehatan dan percepatan perluasan cakupan vaksinasi, kata Khofifah, adalah hal utama yang perlu terus digalakkan di masyarakat.
Sampai 11 November lalu, data cakupan vaksinasi dosis pertama di Jawa Timur mencapai 65,63 persen, lalu dosis dua mencapai 40,62 persen.
Pasien aktif yang sedang menjalani perawatan saat ini tinggal 315 orang atau setara 0,08 persen.
“Saya meminta masyarakat tidak lengah, tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan, dan Mari menjaga kesehatan sebagai bentuk cinta terhadap diri sendiri, Selamat Hari Kesehatan Nasional,” ujarnya. (wld/den)