Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menawarkan kerja sama perdagangan dan investasi kepada Republik Ceko.
Upaya ini ditujukan untuk mengurangi devisit neraca perdagangan Jatim dengan Ceko yang masih terbilang cukup dalam.
Tawaran kerja sama diutarakan Adik saat HE Mr Jaroslav Dolecek Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Ceko di Graha Kadin Jatim Surabaya.
Hermawan Kartajaya Konsul Kehormatan Republik Ceko untuk Surabaya, Bali, NTB, dan NTT menghadiri itu, Kamis (11/11/2021).
Hadir pula dalam kegiatan itu Tommy Kaihatu Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim.
Lainnya ada Henky Pratoko WKU Bidang Logistik, Idris Yahya WKU Bidang UMKM, Ardi Prasetiawan WKU Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Rois Sunandar Maming Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim.
Adik Dwi Putranto melalui keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net mengungkapkan, selama ini nilai ekspor produk Jatim ke Ceko sangat rendah.
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim menunjukkan, devisit neraca perdagangan telah terjadi bertahun-tahun.
Pada tahun 2017, devisit perdagangan Jatim dengan Ceko mencapai 9,65 juta Dolar AS tahun 2018 agak turun jadi 9,45 juta Dolar AS.
Pada 2019 devisit kembali naik jadi 11,97 juta Dolar AS dan pada tahun 2020 devisit kian dalam hingga menyentuh 72,22 juta Dolar AS.
Sementara di tahun ini, dari Januari-Agustus devisit neraca perdagangan antara Jatim dengan Ceko sudah mencapai 6,49 juta Dolar AS.
Ekspor Jatim ke Ceko periode Januari-Agustus mencapai 1,81 juta Dolar AS, sedangkan impor Jatim dari Ceko mencapai 8,3 juta Dolar AS.
Ada pun 10 komoditas non migas Jatim yang diekspor ke Republik Ceko adalah kendaraan dan bagiannya, barang dari kayu, alas kaki, aluminium, buah-buahan, perangkat musim, berbagai makanan olahan, jerami atau bahan anyaman, gula dan kembang gula serta pakaian jadi bukan rajutan.
Sedangkan komoditas impor dari Ceko yang masuk Jatim di antaranya mesin dan pesawat mekanik, bahan kimia organik, perkakas, perangkat potong, kertas dan karton, plastik dan barang dari plastik, bahan peledak, produk keramik, hasil penggilingan, benda dari baja dan besi, serta kaca dan barang dari kaca.
“Padahal ada banyak produk dari Jatim yang bisa diekspor ke sana, utamanya produk UMKM seperti kopi dan manufaktur seperti flooring dari kayu serta berbagai komoditas pertanian. Kami berharap, pertemuan ini mampu menjalin kerja sama perdagangan dengan baik,” ujarnya.
Menurutnya ada banyak juga produk Indonesia yang sudah diekspor ke Ceko secara tidak langsung. Ekspor ke Thailand baru kemudian Thailand ekspor ke Ceko.
“Ini kalau bisa kita perpendek jalur ekspornya akan sangat bagus. Apalagi Kadin juga ditugasi pemerintah merealisasikan target eksportir baru sebesar 64 juta Dolar AS di tahun ini melalui Export Center,” katanya.
Di sisi lain, Adik juga menyinggung soal peluang kerja sama investasi di proyek percepatan pembangunan ekonomi untuk wilayah Jatim yang tertera dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019.
Dia juga memaparkan komitmen Kadin Jatim dalam meningkatkan SDM Jatim melalui berbagai program, dari penerapan pendidikan vokasi sistem ganda di sejumlah SMK, sertifikasi profesi untuk dosen, hingga pendampingan UMKM.
Hal yang sama juga diutarakan Tommy Kaihatu dan Rois Sunandar Maming. Keinginan Ceko untuk mengenal lebih dekat tentang kondisi dan potensi yang dimiliki Jatim menjadi angin segar dan harus disambut dengan baik.
Karena secara geografis, Ceko adalah jantung Eropa.
“Kami berharap dari pertemuan ini akan ada kerja sama yang bisa direalisasikan. Karena sejauh ini kami memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kinerja UMKM. Disini kami mencari peluang dagang untuk produk UMKM, seperti kopi, minyak Atsiri karena anggota kami sebagian besar adalah UMKM,” tandas Rois Maming.
Henky Pratoko yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jatim juga menambahkan bahwa peluang ekspor ke Ceko sebenarnya cukup besar dan harus segera ditangkap.
Apalagi kondisi pelabuhan juga cukup mendukung. Pelabuhan domestik dan internasional sangat baik.
“Selain kondisi pelabuhan sangat mendukung, kita juga memiliki berbagai komoditi unggulan. Kita lihat saja Indomie, produk ini sudah diekspor ratusan kontainer ke Eropa Timur. Selain itu juga ada flooring dari kayu yang banyak dilirik pasar dunia. Padahal d Jatim ada satu perusahaan flooring dari kayu yang produksinya mencapai 750 hingga 1.000 kontainer per bulan,” katanya.
Menanggapi hal itu, Jaroslav Dolecek Dubes Ceko mengaku sangat tertarik peluang kerja sama yang ditawarkan Kadin Jatim dan mengapresiasi seluruh program yang telah dilakukan Kadin Jatim.
Dia menandaskan, pihaknya akan memantapkan dan memperkuat hubungan ini menjadi hubungan kerja sama antara pengusaha dengan pengusaha, antara Kadin Jatim dengan Kadin Republik Ceko, karena ada banyak potensi yang dimiliki dua belah pihak yang bisa dikerjasamakan.
“Kalau perdagangan, beberapa komoditas yang dibutuhkan Ceko diantaranya adalah kopi, kayu, furniture dan produk pertanian. Kalau dari sisi investasi, kami tertarik untuk berinvestasi dalam hal teknologi untuk industri gula dan hydropower,” pungkasnya.(iss/den)