Sabtu, 23 November 2024

Microsleep, Episode Tidur Beberapa Detik Yang Membahayakan

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Mobil yang ditumpangi Vanessa Angel beserta keluarga dalam kondisi rusak parah setelah terlibat kecelakaan di KM 672 Tol Jombang pada Kamis (4/11/2021). Vanessa Angel dan suami dinyatakan meninggal dunia di lokasi. Foto: Istimewa

Tubagus Joddy, sopir Venessa Angel mengaku kelelahan dan mengantuk saat mengemudikan mobil hingga terjadi kecelakaan tragis yang menyebabkan meninggalnya artis Vanessa Angel dan sang suami Bibi Ardiansyah. Meski akhirnya Polda Jatim menemukan bukti jika Joddy ternyata bermain hape sesaat sebelum kecelakaan maut, namun pembahasan soal kondisi ngantuk beberapa detik kerap dialami pengemudi.

Dr. dr. Meity Ardiana Sp.JP., (k), FIHA, Sekretaris Departemen Kardiologi dan kedokteran Vaskular FK Unair mengungkapkan orang yang sudah beristirahat juga bisa mengalami microsleep, misalnya saat melakukan sesuatu yang berulang-ulang atau membosankan.

Meity menjelaskan, microsleep adalah episode tiba-tiba tertidur yang berlangsung selama beberapa detik dimana seorang individu gagal untuk merespon beberapa rangsangan sensorik dan menjadi seperti tidak sadarkan diri.

Setiap keadaan yang tidak dapat merespon suatu trigger dan berdurasi 0,5 hingga 15 detik disertai dengan tanda-tanda perilaku seperti penutupan mata lambat secara penuh atau sebagian (>80%) dapat ditandai sebagai microsleep.

“Selama beraktifitas, hal tersebut bermanifestasi sebagai kegagalan total tubuh untuk merespons, disertai dengan mata terkulai, penutupan kelopak mata yang lambat, dan anggukan kepala,” paparnya.

Orang-orang yang mengalami microsleep, lanjut Meity, sering kali tetap tidak menyadarinya, alih-alih percaya diri mereka telah terjaga sepanjang waktu, atau kehilangan fokus untuk sementara.

“Seseorang mungkin tertidur selama microsleep atau tetap membuka mata dan terus terlihat terjaga,”urainya. Terlepas dari bagaimana seseorang mengalami episode microsleep, otak mereka tidak memproses informasi eksternal seperti biasanya.

“Microsleep juga sangat berpengaruh dalam suatu pekerjaan yang bersifat kontinyu, seperti pengemudi truk, pengemudi lokomotif, pilot, dan pengontrol lalu lintas udara. Sehingga microsleep memiliki konsekuensi yang serius, seperti potensi peningkatan risiko kecelakaan,” jelasnya.

Penyebab utama dari microsleep memang rasa kantuk dan kurang tidur. Microsleep paling mungkin terjadi dikarenakan kurangnya tidur. Karena itu, banyak orang dengan gangguan tidur, seperti gangguan tidur pada pekerja shift atau obctructive sleep apneu (OSA), mengalami microsleep.

Namun Meity kembali menegaskan, orang-orang yang tidak memiliki gangguan tidur juga dapat mengalami microsleep, bahkan setelah tidur satu malam atau tidak didapatkan kondisi kurang tidur sama sekali. Beberapa penyebab tidak adanya kekurangan tidur antara lain termasuk mengerjakan tugas yang monoton, makan siang sebelum melanjutkan tugas kembali, dan posisi terlentang.

“Orang dengan gangguan tidur terkait jam kerja shift beresiko hampir tiga kali lipat mengalami kecelakaan mobil. Mereka yang mengalami insomnia dan obctructive sleep apneu (OSA), juga lebih beresiko mengalami kecelakaan mobil,” imbuhnya.

Diungkapkan Meity, kondisi microsleep dapat menyerang siapa pun, terutama pengemudi sehingga dapat menyebabkan kondisi yang fatal, yaitu kecelakaan bahkan kematian.

Gejala microsleep antara lain nampak kosong, tidak bisa merespons informasi, berkedip secara lambat, tidak mengingat beberapa menit terakhir, hypnic jerk atau sentakan tubuh secara tiba-tiba.

“Microsleep tidak dapat diobati namun microsleep masih bisa untuk diatasi, seperti berbicara dengan penumpang, mencuci muka, mendengarkan radio, tidak mengonsumsi alkohol dan jangan berkendara dengan kondisi lelah maupun sakit, pergunakan waktu istirahat dengan baik,” sarannya. (man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs