Ratusan pengungsi Afghanistan di Tempat Penampungan Puspa Agro, Sidoarjo berunjuk rasa ke Kanwil Kemenkumham Jatim di Jalan Kayon, Surabaya, Kamis (11/11/2021).
Para pengungsi Afghanistan ini berunjuk rasa untuk memperjuangkan nasib mereka yang terkatung-katung selama kurang lebih 11 tahun terakhir di Indonesia.
Para pengungsi ini berunjuk rasa sembari membawa sejumlah spanduk berisi aspirasi dan keluh kesah mereka di depan Kanwil Kemenkumham Jatim di Jalan Kayon.
“We are tired of unlimited waiting” adalah salah satu isi poster yang mereka bawa selain sejumlah spanduk dan baliho yang isinya hampir sama.
Pihak Kanwil Kemenkumham Jatim pun menemui para pengunjuk rasa dan meminta perwakilan dari mereka untuk melakukan audiensi di dalam kantor.
Jaya Saputra Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim menemui tita orang perwakilan para pengungsi Afghanistan yang sedang berunjuk rasa.
Muhammad Alif, Muhammad Asbari, dan Asad, menjadi perwakilan yang berdiskusi dan menyampaikan aspirasi pengungsi lain kepada Jaya Saputra.
Alif salah satu perwakilan pengungsi yang sekaligus menjadi translator menyatakan apresiasi kepada Kanwil Kemenkumham Jatim yang mau menemui mereka.
Dia lantas menyampaikan aspirasi para pengungsi yang butuh bantuan agar bisa segera berangkat ke negara ketiga.
“Kami sudah 11 tahun berada di Indonesia tapi belum mendapat keputusan kapan bisa berangkat,” kata Alif kepada Jaya.
Dia menceritakan, sejak 2011 silam pihaknya sudah menyampaikan aspirasi ke Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Tapi selama itu mereka hanya mendapatkan janji belaka.
“Sebenarnya kami ke Indonesia hanya untuk transit saja. Tapi waktu tunggunya sudah mencapai belasan tahun,” keluhnya kepada Jaya.
Karena itulah, kata Alif, para pengungsi, terutama yang berasal dari Afghanistan merasa cemas. Apalagi situasi politik di negara asal mereka makin tak menentu.
“Kami percaya, sekarang merupakan waktu yang tepat untuk mencari perhatian negara donor, sehingga mereka dapat membantu kami” katanya.
Jaya mewakili Kepala Kanwil Kemenkumham berjanji akan menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah pusat dan stakeholder terkait.
Dia sampaikan juta keprihatinan atas kondisi para pengungsi. Dia pun berharap persoalan yang dialami pengungsi bisa cepat mendapatkan jalan keluar.
Sekali lagi dia berjanji menampung semua aspirasi pengungsi dan segera menyampaikan itu ke pemerintah pusat, karena posisinya hanya fasilitator.
“Karena memang bukan porsi kami untuk mengambil kebijakan bagi para pengungsi ini,” ujarnya.
Jaya juga mengatakan, dia akan berkoordinasi dengan UNHCR soal masalah ini. Karena yang berwenang memproses ke negara ketiga bukan pemerintah Indonesia.
“Kami akan mendorong agar ada kantor perwakilan UNHCR di Surabaya, agar para pengungsi tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta untuk melakukan koordinasi,” katanya.
Sekadar informasi, saat ini ada 396 pengungsi internasional dari 14 negara yang tinggal di Jawa Timur. Paling banyak dari Afghanistan, sebanyak 283 orang.
Mereka tersebar, baik di Pusat Akomodasi Puspa Agro, Pusat Akomodasi Green Bamboo, maupun menjadi Pengungsi Mandiri.(den/tin/rst)