Sabtu, 23 November 2024

Kebenaran Arsip Sejarah di Internet dan Sejarah Tersembunyi Kota Surabaya

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Perobekan Bendera Belanda di Hotel Oranje/Hotel Yamato oleh Arek Suroboyo pada 19 September 1945. Foto ini diabadikan oleh Abdul Wahab Saleh, fotografer Kantor Berita Antara. Foto: Capture Buku 10 November (Bung Tomo)

Adi Setyawan, pendiri komunitas Roode Brug Soerabaia mengibaratkan arsip sejarah yang saat ini bertebaran di internet sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi mereka mudah diakses dan murah. Di sisi lain, kebenaran sejarahnya belum pasti. Karena itu penting untuk melakukan triangulasi data terhadap arsip sejarah tersebut.

Hal itulah yang dilakukan Adi dan rekan-rekannya di Roode Brug Soerabaia. Mereka memverifikasi arsip sejarah dengan sumber lain seperti surat kabar zaman dulu, catatan dokumen, dan keterangan orang zaman dulu. Salah satunya adalah sejarah perobekan bendera Belanda di Surabaya.

Teaterikal, puluhan pemuda yang sudah berada di atas menara Hotel Oranje/Hotel Yamato merobek bendera Merah Putih Biru menjadi Merah Putih. Foto: Totok suarasurabaya.net

Banyak yang mencatat peristiwa perobekan bendera, tapi siapa yang merobek masih misteri. Secara logika kan gak mungkin perobekan yang disaksikan banyak orang gak ada yang tahu siapa yang merobek. Akhirnya kita telusuri dari dokumen memoar. Semua menyebut nama Kusno Wibowo. Kami cari lagi kenapa Kusno Wibowo tidak tercatat di sejarah. Ternyata semasa hidupnya, saat diwancara, dia selalu mengelak dan hanya menyampaikan yang merobek arek-arek Suroboyo,” kata Adi kepada Radio Suara Surabaya di Hari Pahlawan, Rabu (10/11/2021).

“Ini adalah salah satu contoh nilai kepahlawanan. Sebagai arek Suroboyo, jangan sampai melupakan Kusno Wibowo. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan beberapa pihak, Kusno Wibowo menghabiskan masa tuanya di Mojokerto,” lanjut Adi.

Roode Brug Soerabaia adalah komunitas non profit yang melestarikan sejarah lokal Surabaya, khususnya era Revolusi dari 1945 hingga 1949. Kegiatannya reka ulang, reenactment, teaterikal, wisata sejarah, dokumentasi, dan penelitian hingga menerbitkan buku. Roode Brug Soerabaia berdiri pada November 2010.

Pendokumentasian yang dilakukan komunitas ini, kata Adi, yaitu untuk menjaga ingatan bersama tentang peristiwa sejarah di Kota Surabaya. Sebab, pasti ada degradasi ingatan bersama dari generasi pertama ke generasi selanjutnya.

Contohnya, saat melewati Viaduk Gubeng, di jembatan itu sebenarnya masih banyak bekas tembakan semasa perang. “Itu tempat yang sangat penting. Orang-orang berguguran di situ, tapi berapa banyak yang masih mengingat peristiwa di situ? Apalagi tidak ada penanda apa pun di sana. Ada di buku, tapi sangat kuno, masyarakat susah mendapatkan lagi. Tahun 70 sampai 90-an masih banyak penulis yang menulis memoar perang di Surabaya, tapi sejak tahun 2010 sangat sulit. Akhirnya generasi terputus. Jangan sampai Surabaya sebagai Kota Pahlawan kehilangan ruhnya,” ujarnya.

Sejarah lainnya ada di patung di Siola atau Alun-Alun Contong. Kenapa ada patung pahlawan di sana? Adi menceritakan, dalam sebuah catatan yang berjudul Pertempuran Surabaya disebutkan bahwa lokasi patung tersebut menjadi salah satu titik pertahanan saat Inggris menyerbu. Ada tank yang hancur di Siola. Tulisannya TKR Laut. Tank itu mendapat serangan Inggris dan hancur. Pengemudinya luka berat. Inggris berusaha masuk dengan pasukan infanteri tapi gagal. Akhirnya mengerahkan tanknya.

“Dituliskan ada seorang pemuda Genteng Kali bernama Madun terus menembak ke lawan agar rekannya bisa mengundurkan diri. Madun ditembak. Dalam kondisi terbakar, dia masih memegang senapan mesin,” kata Adi.

Kemudian tentang makam massal di Tugu Pahlawan, Adi menceritakan, pengalaman saksi sejarah yang bernama Sokib. Beliau pelukis dan veteran yang ikut pertempuran. “Beliau menempati gedung di sana. Begitu luar biasa pengeboman di sana sampai beliau pingsan. Saat tersadar, rekannya sudah terbaring tanpa kepala. Saat renovasi Tugu Pahlawan, ditemukan kerangka manusia sekitar 20 orang. Mereka dimakamkan jadi makam tidak dikenal,” tutur Adi.(iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs