Hendy Wicaksono adalah salah satu pengguna electric unicycle (EUC) di Surabaya.
Dia sudah menggunakan sepeda elektrik roda satu ini sejak tahun 2017.
Mulanya sekitar tahun 2016 dia menggunakan sepeda elektrik yang ngetren saat itu yaitu Segway.
Hendy memilih menggunakan EUC karena cukup praktis untuk dikendarai dan tidak bising. Selain itu EUC juga menurutnya hemat energi, hanya butuh di-charge selama 4-5 jam EUC bisa dikendarai seharian.
“Lumayan banget untuk rute dalam kota sangat membantu,” kata pria yang berprofesi sebagai fotografer ini kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (2/11/2021).
Dijelaskan oleh Hendy, EUC di kota-kota besar seperti di Jakarta, Yogyakarta dan Bandung termasuk Surabaya sudah cukup ngetren. Bahkan ada penggunanya yang membentuk komunitas.
Kecepatan rata-rata EUC mencapai 20-30 km/jam, tergantung tipe dan spesifikasi.
Begitu pula dengan harganya.
“Range-nya dari Rp3 juta sampai puluhan juta. Tergantung speknya makin speednya bisa lebih cepat dan jarak tempuh makin jauh, makin mahal,” jelasnya.
Penggunaan EUC bagi Hendy sendiri sangat mendukung profesinya sebagai fotografer pesepeda.
“Kalau naik motor harus 2 orang, satu driver satu fotografer. Apalagi masa pendemi gini nyari driver juga sulit. Akhirnya saya mutuskan buat electric unicycle karena bisa ngontrol dan ngejar laju sepedanya. Bisa dikatakan ini style baru dalam memotret,” kata Hendy.
Layaknya pengemudi sepeda pada umumnya, saat mengendarai EUC pun Hendy tetap memperhatikan faktor keamanan, mulai dari helm sampai pelindung siku.
“Ya karena gimana juga kita menggunakan jalan umum jadi faktor risikonya harus diperhatikan betul-betul,” pungkasnya.(dfn/ipg)