Sumenep menjadi tuan rumah Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XVII dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-48. Pada puncak kegiatan itu, Gubernur Jatim mengingatkan soal mitigasi bencana.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, dalam momen itu, mengingatkan agar masyarakat fokus pada tiga hal. Mitigasi bencana, percepatan vaksinasi, dan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem.
Mengenai mitigasi bencana, Khofifah mengingatkan bahwa BMKG telah menyampaikan peringatan dini fenomena La Nina yang diprediksi terjadi di penghujung 2021.
Dia mengatakan, fenomena La Nina akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan cuaca ekstrem. Karenanya mitigasi perlu dilakukan.
“Sebulan BBGRM ini saya minta seluruh masyarakat Jatim, terutama kepada LPM desa atau kelurahan, maksimalkan upaya mitigasi bencana. Mulai tengok got atau sungai di sekitar kita,” katanya dalam keterangan tertulis Senin (1/11/2021).
Khofifah meminta agar masyarakat mewaspadai pendangkalan sungai dengan memprioritaskan gotong royong pembersihan sampah dan normalisasi sungai di lingkungan masing-masing.
Kesiapsiagaan itu, kata dia, penting dilakukan karena setiap terjadi bencana baik alam maupun non alam akan berdampak langsung pada peningkatan angka kemiskinan.
Ada lima kabupaten di Jatim yang jadi percontohan program nasional percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem: Bangkalan, Sumenep, Probolinggo, Bojonegoro, dan Lamongan.
Kesejahteraan masyarakat di lima lokasi itu ada di bawah garis kemiskinan, dengan pengeluaran per kapita per hari di bawah 1,9 Dolar AS Purchasing Power Parity (PPP/Keseimbangan Kemampuan Berbelanja).
“Masing-masing kabupaten itu fokus pada lima kecamatan, dan masing-masing kecamatan fokus pada lima desa. Kami harap, lima kabupaten itu fokus gotong royong entaskan kemiskinan,” katanya.
Selain upaya mitigasi bencana dan pengentasan kemiskinan ekstrem, Khofifah juga meminta masyarakat bergotong royong menyukseskan percepatan vaksinasi di lingkungan masing-masing.
“Mari kita mengajak masyarakat di sekitar kita segera vaksinasi. Ini jadi upaya kita bersama pemerintah gotong royong mengatasi pandemi Covid-19, sehingga ekonomi bisa kembali normal,” ujarnya.
Dalam momen itu, Khofifah mengajak masyarakat tidak menjadikan gotong royong sekedar slogan, karena hakikatnya nilai dan esensi gotong royong dalam pembangunan itu harus diwujudkan.
Berdasarkan data Kementerian Desa PDTT, Jawa Timur sudah terbebas dari desa tertinggal dan desa sangat tertinggal, padahal pada pada 2019 lalu ada 344 desa tertinggal di Jatim.
Menurut Khofifah salah satu faktor yang menunjang pengentasan desa tertinggal itu adalah penyaluran dana desa yang sudah 83,97 persen dari total Rp7,659 triliun hingga 21 Oktober 2021 lalu.
“Ini prestasi yang luar biasa untuk memaksimalkan upaya mewujudkan Jawa Timur Bangkit dari pandemi Covid-19. Terima kasih untuk jajaran pemerintah desa, Jatim diapresiasi pemerintah pusat sebagai provinsi yang tertib administrasi dalam penyaluran dana desa,” katanya.(den/tin/ipg)