Cipto Suwarno Kurniawan, pemilik Mi Bola Mas Pasuruan mengatakan secara umum di Indonesia ada dua jenis mi, yaitu mi instan dengan berbagai merk dan mi kering atau mi telur yang perlu diolah lagi jadi beragam masakan seperti mi kuah, mi goreng, dan mi capcay.
Namun tahukah Anda kalau ternyata mi telur yang kita konsumsi saat ini bahan bakunya tidak memakai telur?
Kata Wawan, sapaan Cipto Kurniawan, bahan baku utama mi hampir seratus persennya adalah tepung terigu.
“Ada bahan tambahan seperti tepung tapioka, beberapa macam soda, garam, dan air. Fungsi bahan tambahan ini untuk membuat adonan agar menjadi kalis,” kata Wawan dihubungi Suara Surabaya, Minggu (31/10/2021).
Sedangkan mi telur, Wawan menjelaskan, tidak mengandung telur.
“Memang tidak menggunakan telur, ada beberapa merk yang katanya mengandung telur. Tapi saya rasa itu menggunakan egg powder. Kalau mi (Mi Bola Mas) saya enggak,” terangnya.
Menurutnya, penggunaan nama mi telur karena di Indonesia masih kurang familiar dengan nama mi kering.
Redaksi telah melakukan survei kecil-kecilan kepada tiga merk mi telur berbeda yang ternyata dalam komposisinya juga tidak tertulis telur sebagai bahan baku.
Bahan baku utama mi telur di tiga merk itu adalah tepung terigu dan bahan tambahan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Wawan juga mengatakan saat ini peminat mi telur yang dulu dianggap ribet saat memasak mulai merangkak naik seiring kesadaran masyarakat untuk hidup lebih sehat.
“Kalau mi instan melalui proses penggorengan, sedangkan mi kering melalui proses oven. Otomatis mi kering tidak ada minyaknya. Ibu-ibu yang baru punya bayi akan memperhatikan hal ini, sekarang lebih prefer milih mi keriting dengan bumbu yang disiapkan sendiri,” jelasnya.
Wawan menambahkan, waktu terbaik untuk mengolah mi telur adalah empat bulan setelah diproduksi. Bila lebih dari waktu tersebut, mi telur akan mulai bermasalah karena tidak menggunakan bahan pengawet.
“Kalau di atas enam bulan bermasalah. Nanti keluar kutunya dan kadang mi hancur sendiri, mbubuk istilahnya,” kata Wawan.
Kutu yang dimaksud adalah kutu alami yang ada di dalam tepung terigu yang tidak bisa dimusnahkan dengan cara apapun.
“Justru itu menunjukkan kalau mi tidak memakai bahan pengawet dan berbahaya, karena kutu ini kan makan dan melubangi tekstur mi supaya larvanya bisa keluar dari dalam mi. Dan itu bukan kesalahan produksi,” imbuhnya.
Selain itu mi juga harus disimpan di tempat dengan suhu rendah dan kering seperti lemari es serta hindari paparan sinar matahari langsung. (dfn/rst)