Sabtu, 23 November 2024

FAO Apresiasi Capaian Pembangunan Pertanian Indonesia di Masa Pandemi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia ke 41 yang dihelat secara langsung di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/10/2021). Foto: Istimewa

Rajendra Arya Kepala Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) untuk Indonesia dan Timor Leste memberikan apresiasi atas pencapaian pembangunan pertanian Indonesia di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, di saat kondisi pangan dan perekonomian dunia mengalami penurunan akibat dampak covid 19, pertanian Indonesia justru mampu menyediakan pangan sehingga Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian terus mengalami pertumbuhan dan menjadi penyelamat perekonomian nasional.

“Pada HPS (Hari Pangan Sedunia) kedua di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia telah melakukan pembangunan pertanian yang luar biasa. Kinerja sektor pertanian luar biasa, PDB sektor pertanian tumbuh positif dan mengalami kenaikan mencapai 2,59 persen. Pencapaian ini luar biasa,” ujar Arya secara virtual pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia ke 41 yang dihelat secara langsung di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/10/2021).

Berangkat dari salah satu pencapaian ini, Arya menegaskan komitmen FAO untuk memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya terus menerus untuk melakukan transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan upaya luar biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap kehidupan masyarakat.

“FAO akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang sangat rentan,” tegasnya.

Berdasarkan data BPS, selama tahun 2020 yakni pada Triwulan II 2020 PDB sektor pertanian tumbuh 16,24% q-to-q (quarter to quarter). Pada triwulan III dan IV, PDB Pertanian tumbuh masing-masing 2,15% dan 2,59% y-on-y (year on year) dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.

Selanjutnya, ekspor pertanian juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Selama Januari-Desember 2020 nilai ekspor produk pertanian mencapai Rp 451,8 triliun dan meningkat 15,79% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 390,2 triliun. Peningkatan ekspor berlanjut memasuki periode Januari-September 2021, dimana ekspor pertanian mencapai Rp 450 triliun dan tumbuh 45,36% dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yang nilai ekspornya mencapai Rp. 309,58 triliun.

BPS pun mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) sejak bulan Juni 2020 NTP 99,66 terus meningkat hingga Desember 2020 menjadi 103,2, dan berlanjut pada awal tahun 2021. Pada September 2021, NTP sebesar 105,68 dan meningkat 0,96% dibanding Agustus 2021. Indonesia juga berhasil menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi prevalensi kerawanan pangan (FIES) dan inflasi bahan pangan selama pandemi.

Sementara itu, Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian mengatakan HPS ke 41 tahun 2021 mengangkat tema “Pertanian Meningkat, Pangan Aman, di Tengah Pandemi Krisis Global” ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dan meningkatkan koordinasi fungsional yang efektif dari seluruh komponen pemerintah dan masyarakat guna mendukung ketahanan pangan. Selain itu, untuk mendorong ketangguhan sektor pertanian, khususnya dalam konteks pandemi global Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

“Kita berharap HPS ini mampu menjadikan bagian menyampaikan rasa hormat kepada para pelaku usaha pertanian. Dalam dua tahun ini, Indonesia dilanda situasi sulit yaitu pandemi Covid-19 yang membuat sendi kehidupan stagnasi namun sektor pertanian Indonesia mampu menjaga negara dan bangsa. Pertanian satu-satunya sektor yang tak pernah surut, PDB pertanian tumbuh yang terus tumbuh positif di saat sektor lain mengalami penurunan,” sebutnya.

Mentan Syahrul menekankan tantangan yang dihadapi sektor pertanian ke depan semakin berat mengingat akan adanya perubahan iklim, krisis air dan lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia bahkan dunia. Oleh karena itu, HPS ke 41 ini harus dijadikan sebagai momentum konsolidasi emosional semua pihak untuk menghadapi tantangan sektor pertanian ke depan yang semakin besar tersebut.

“Oleh karena itu, di HPS ini siapkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim, agar bisa menyiapkan air sehingga tidak terjadi kekeringan, upaya-upaya menanami pekarangan dan varietas tanaman yang dapat menyimpan atau hemat air,” tegasnya.

“Negara kita tidak boleh bergantung pada negara lain. Maka upaya-upaya menghadapi tantangan besar besok harus benar-benar disiapkan dan menjadi upaya bersama. Oleh karena itu, besok harus ada program baru menghadapi anomali iklim dan Indonesia menjadi pemenangnya menyediakan pangan,” sambung Mentan Syahrul .

Lebih lanjut, Mentan Syahrul menyampaikan apresiasi atas komitmen dan dukungan FAO, IFAD, WFP, dan mitra pembangunan lainnya dalam membantu Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19, utamanya bagi petani dan masyarakat rentan. Secara khusus, Mentan juga berterimakasih atas kerja sama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta seluruh elemen masyarakat dalam mendorong berbagai upaya konkrit dan positif menuju sektor pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern.

“Highlight kegiatan HPS tahun ini adalah kita akan bersama-sama secara serentak melakukan kegiatan panen dan tanam raya berbagai komoditas pertanian dari 41 titik lokasi di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. 41 titik lokasi ini menandai usia pelaksanaan peringatan HPS yang ke-41 di tahun 2021 ini,” ucapnya.

Adapun komoditas yang akan ditanam dan dipanen meliputi komoditas padi, jagung, sorghum, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit dan kakao, cabai, tomat, brokoli, bawang merah dan bunga hias. Kementerian Pertanian mengupayakan tiada hari tanpa panen dan tanam di berbagai titik di Indonesia.

“Sesuai dengan arahan Bapak Jokowi Presiden, hal ini merupakan upaya kami dalam memastikan ketersediaan bahan pangan, menjaga stabilisasi harga dan meningkatkan kesejahteraan petani. Yang penting harus jalankan adalah kapan kita berpikir tidak mau impor,” tandas Mentan Syahrul .(faz/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs