Jumat, 22 November 2024

Indeks Literasi Indonesia di Angka Sedang, Laki-Laki Lebih Malas Membaca

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Ilustrasi. Foto: www.muvila.com

Minat baca di Indonesia bisa ditumbuhkan dengan dukungan fasilitas dan iklim lingkungan yang baik, misalnya orang tua sebagai role model anak, bisa memberikan contoh bagaimana kebiasaan membaca di lingkungan keluarga.

“Kalau orang tua biasa pegang hape saja anak pasti meniru, kecuali konten yang memang bisa melatih anak mendapatkan informasi dan merangsang minat baca. Selain itu lingkungan juga harus mendukung. Di lingkungan RT ada taman-taman baca, di rumah peribadatan seperti gereja, atau mushola bisa ditambah bacaan-bacaan untuk membantu anak-anak suka membaca,” kata Hermin Ari Direktur Iconesia dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Kamis (21/20/2021) pagi.

Lembaga survey Iconesia sendiri pernah terlibat dalam survey Indeks literasi Masyarakat di tahun 2019, melibatkan 4.080 orang dari 69 kabupaten Kota,  34 Provinsi dengan mengambil sampel Responden rentang usia 15-64 tahun.  Metode penelitian Multistage Cluster Random Sampling ini Tingkat Kepercayaan 90 persen dan MoE <5 persen.  Hasilnya menunjukkan indeks literasi masyarakat Indonesia berada pada kategori sedang, dengan capaian 51,56 persen.

“Artinya tidak rendah sekali, ada di tengah-tengahnya. Indikator yang kita gunakan ada banyak, diantaranya menilai tentang kemampuan baca, disini tidak hanya membaca buku, tapi juga literasi pada medium baru seperti digital content, sosial media dan lain-lain, kita nilai berapa durasi baca buku, konten, dengar radio itu kami nilai di sini dengan sasaran penelitian seluruh Indonesia,” kata Hermin.

Definisi literasi yang disepakati dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang untuk membaca, berbicara dan menulis, memahami dengan baik, mengeksplorasi pengetahuan lebih jauh dan mentransformasikan menjadi pengetahuan dan produk/jasa untuk meningkatkan kualitas hidup.

Sementara di luar negeri, kata Hermin Ari ukuran kemampuan literasi membaca berbeda.

“Di luar negeri cara mengukurnya beda, disana anak SD dan SMP misalnya, tidak hanya dari membaca saja tapi diharapkan bisa menghasilkan sebuah tindakan dari apa yang mereka baca, jadi ada summary. Dia bisa menjelaskan, dan menghasilkan sesuatu tindakan,” terangnya.

Hasil penelitian ini juga menjelaskan,  Masyarakat daerah urban, Indonesia bagian barat, dan Pulau Jawa cenderung memiliki indeks literasi yang tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Indeks literasi masyarakat yang berada di Pulau Jawa adalah 53,56 persen. Sedangkan di luar Jawa 49,30 persen.

Perempuan cenderung memiliki tingkat literasi sedikit lebih tinggi daripada laki-laki. Meski demikian, jika dilihat dari jenis pekerjaannya, indeks literasi ibu rumah tangga adalah yang paling kecil dibanding responden dengan pekerjaan lain. Padahal, ibu memiliki peran yang sangat penting sebagai pusat pendidikan anak sebelum mengenyam pendidikan di sekolah.

Sementara, dari segi usia, masyarakat dengan usia lebih muda (usia belajar) memiliki indeks literasi cenderung lebih tinggi dibandingkan usia yang lebih tua. Sehingga
masyarakat bekerja atau memiliki status sedang belajar (pelajar/ mahasiswa) cenderung memiliki tingkat literasi lebih tinggi dibandingkan pengangguran (sedang mencari pekerjaan) dan ibu rumah tangga.

Dari sisi wilayah, tiga provinsi dengan indeks literasi tertinggi di Indonesia yaitu Jawa Timur dengan capaian 56,74 persen. Disusul Daerah Istimewa Yogyakarta dengan capaian 56,69 dan DKI  Jakarta 55,14 persen. Sementara tiga provinsi dengan indeks literasi terendah adalah Nusa  Tenggara Timur dengan capaian 37,78 persen. Kemudian Jambi dengan capaian 40,48 persen dan Bangka Belitung yang memperoleh 42,97 persen. (rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
26o
Kurs