Sebanyak 55 hotel di Bali sudah mendapatkan asesmen dari Pemerintah Provinsi Bali (Pemprov Bali) untuk menjadi tempat karantina selama lima hari bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Pulau Dewata.
Asesmen itu diberikan melalui Sertifikasi CHSE untuk memastikan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) setiap hotel.
Kabar dibukanya wisata Bali untuk wisman disambut gembira oleh Gus Purwa Sidemen Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali. Menurutnya, pembukaan wisata ini akan menggairahkan kembali bisnis hotel dan restoran yang selama ini terpuruk karena pandemi.
“Karena aturannya masuk Bali harus karantina, kami berkoordinasi dengan tim Satgas, BPBD, KKP dan Dinkes. Kita mengajukan secara bertahap. Tahap pertama mengajukan 35 hotel, selanjutnya 25 hotel, lalu 10 hotel. Sampai saat ini yang lolos 55 hotel,” kata Gus Purwa kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (15/10/2021).
Menurutnya, alasan mengapa banyak hotel yang disiapkan, tak lain untuk antisipasi jika terjadi lonjakan wisman. Sehingga lokasi karantina perlu dikoordinasikan dan dijadwalkan agar tidak kelabakan di kemudian hari.
Apalagi, standar kapasitas hotel untuk karantina wisman tidak terisi penuh. Hal ini untuk mengantisipasi kerumunan dan mengatur jaga jarak para tamu hotel.
Gus Purwa menambahkan, puluhan hotel tersebut tersebar di banyak titik, sehingga tidak terpusat di satu atau dua lokasi saja.
Nantinya, wisman akan dicek dokumen booking hotel di Bandara Ngurah Rai. Jika hotel yang dipilih sudah terdaftar dalam hotel karantina, maka wisman akan langsung menuju hotel tersebut.
Namun jika hotel belum terdaftar sebagai hotel karantina, wisman akan diarahkan ke hotel karantina terdekat dari hotel yang telah dipesan. Baru setelah masa karantina selesai, wisatawan diberi pilihan tetap di hotel tersebut atau pindah ke hotel tujuan.
Untuk itu, Gus Purwa menilai pentingnya koordinasi antara pihak hotel, transportasi dan bandara.
“Dia akan dijemput menuju hotel yang dia booking atau dari bandara ke tempat karantina. Koordinasi dengan hotel, transportasi, bandara, harus berkesinambungan. Kalau transport sendiri sudah disiapkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Selanjutnya, pihak hotel pun menyatakan siap jika nantinya Bali sudah membuka wisatawan asing, karena simulasi sudah dilakukan. Mulai dari kedatangan di bandara, pemeriksaan, proses penjemputan, pengantaran ke hotel karantina, hingga pengecekan fasilitas dan penerapan protokol kesehatan di tempat karantina.
“Kami siap sepenuhnya, karena sudah diawali simulasi di bandara, simulasi di internal hotel masing-masing, SOP di bandara, SOP transportasi, hotel, koordinasi hal-hal detail termasuk rumah sakit dan lab. Boleh dikatakan, Bali sudah menyiapkan dirinya,” tutup Gus Purwa.(tin/ipg)