
Lima titik ‘jalan tikus’ atau jalan tidak resmi di perbatasan antara Republik Indonesia dengan Malaysia, di Kecamatan Badau, Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat resmi ditutup.
Penutupan jalan tikus itu digali menggunakan alat berat sekitar pukul 11.30 WIB, Minggu (16/12/2018), untuk mengantisipasi penyeludupan baik dari Malaysia maupun Indonesia.
Letkol (Inf) Imam Wicaksana Dansatgas Pamtas Yonif 320/BP mengatakan, penyeludupan barang ilegal di perbatasan marak melalui jalan-jalan tidak resmi. Sehingga perlu langkah tepat mengatasi persoalan itu. Salah satunya dengan menutup sejumlah ‘jalan tikus’ yang berpotensi dilewati penyelundup.
“Penutupan ‘jalan tikus’ salah satu jawaban kami dari maraknya penyeludupan narkoba dan barang-barang ilegal lainnya,” ujarnya di Putussibau, Kapuas Hulu, dilansir Antara, Minggu (16/12/2018).
Menurut Imam, penyelundupan barang ilegal itu bila tidak diatasi sangat merugikan negara juga masyarakat Indonesia. Terutama sektor perekonomian akan sulit untuk mandiri dan meningkat. Dia pun berharap, penutupan jalan tikus itu bisa menekan aktivitas ilegal di perbatasan.
Antonius L Ain Pamero, Wakil Bupati Kapuas Hulu, mengatakan, penutupan ‘jalan tikus’ itu bukan untuk menyakiti masyarakat tapi untuk mencegah agar tidak terjadi penyeludupan barang-barang ilegal.
“Penutupan ‘jalan tikus’ sejarah bagi Kapuas Hulu karena baru pertama kali dilakukan, itu demi kebaikan dan kepentingan bersama,” katanya.
Penutupan ‘jalan tikus’ dengan cara dikeruk menggunakan alat berat itu dilakukan di lima titik di Desa Badau dan Desa Sebindang, Kecamatan Badau. Selain disaksikan wakil bupati penutupan jalan tikus juga disaksikan tokoh masyarakat, kepala desa, Kepala Bea Cukai Badau, dan sejumlah pejabat penting lainnya.(ant/tin/rst)