Isa Anshori Manajer IT Kantor Pos Malang yang sudah mengabdi selama 25 tahun di PT Pos Indonesia menceritakan perjalanan Pos Indonesia mulai dari era konvensional hingga memasuki era digital.
“Perkembangan digital itu awalnya dari wesel yang kemudian di tahun 1994 ke atas sudah mulai kita gunakan perangkat digital, seperti komputer hingga tahun 1998 kita sudah gunakan data center di Jakarta,” kata Isa.
Kemudian pada 2001-2003, Isa menuturkan, sangat marak kartu lebaran yang sangat populer untuk dikirimkan kepada saudara, orang tua, maupun orang terdekat.
“Saat itu ada inovasi pengiriman kartu lebaran via digital hingga kebetulan saya yang mengembangkan,” tutur Isa saat dihubungi Suara Surabaya, Sabtu (10/9/2021).
Isa juga menuturkan bagaimana berbagai usahanya dalam mengenalkan teknologi digital ke berbagai daerah yang tersebar dari Sabang-Merauke.
“Dulu kami tersambung pakai telepon dan pakai modem untuk internetnya, sekarang hampir 3.000 outlet sudah online dengan dedicated link yang bekerja sama dengan Telkom,” ujarnya.
Tidak hanya kesusahan dalam hal koneksi, dia juga menggambarkan bagaimana kurangnya SDM dan Infrastuktur yang kurang memadai saat dia memberikan pemahaman tentang digital.
“Ada beberapa karyawan memegang mouse belum bisa, listrik yang tidak kuat, infrastuktur yang belum merata di berbagai daerah,” kata Isa.
Saat mengenalkan perangkat digital, Isa mengajarkan cara memegang mouse kepada peserta dengan memainkan game Solitaire dan mengenalkan beberapa fungsi keyboard kepada para peserta.
Isa sering ditugaskan ke kantor pusat untuk membantu digitalisasi Pos Indonesia, ia menjelaskan bahwa perubahan yang signifikan ini terjadi karena adanya kompetitor yang mulai berinovasi.
“Jika kita tidak berubah ke digitalisasi kita akan tertinggal dalam segi persaingan usaha dan eksistensi, saat ini saya ingin merubah wajah Pos Indonesia agar tidak dikenal terlalu konvensional oleh masyarakat.”
Isa menjelaskan bahwa saat ini Pos Indonesia memiliki produk layanan inovasi seperti layanan pengiriman dengan aplikasi mobile bernama “Posaja” dan untuk jasa keuangan ada “Pospay” yang dilengkapi QR Code.
“Semoga dengan digitalisasi Pos Indonesia dapat memberikan sesuatu untuk negara dan pelayanan masyarakat yang memuaskan,” kata Isa.(wld/den)