Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian Republik Indonesia mengungkapkan, di saat Covid -19 melanda, dan orang tidak bisa menciptakan uang, pertanian mampu memberikan kontribusi besar bagi negara.
“Pertanian bisa menghasilkan Rp450 triliun rupiah hanya dengan ekspor ,” kata Syahrul Yasin Limpo di acara Workshop dan Pengukuhan 10.0000 Pemuda Tani Indonesia Komando Kawasan Terpaut Pemuda Tani Indonesia (KKT-PTI), bertempat di Hotel Bumi City Resort, Jumat (8/10/2021).
Syahrul mengungkapkan jika dalam 1 tahun ini pertanian tumbuh 16,4 persen. “Pertanian itu bukan untuk makan petani, itu lapangan kerja. Pertanian itu memutar ekonomi dasar yang ada pertanian. Pertanian akan berujung pada orang yang pintar, orang yang cerdas. Orang tidak akan kerja kalau makan apa adanya,” urainya.
Menurutnya, pertanian adalah bagian membangun kehidupan masyarakat yang damai tentram dan teratur mereka bisa tentram kalau kalau makanan tercukupi, bisa hidup damai kalau mereka kenyang.
Syahrul juga mengingatkan, jika bertani bukan untuk orang miskin, karena di luar negeri sudah membuktikan di Jepang, orang hebat adalah petani. Demikian juga di Vietnam, Korea dan Amerika. “ Oleh karena saya motivasi kepada anak muda, harus coba serius menangani pertanian. Ini mesti harus menjadi professional, harus menjadi pekerjaan bukan menjadi buruh tani. Sebab kalian adalah pekerja profesional di bidangnya. Dan modal yang paling besar adalah kemauan dan semangat,” tegas Syahrul.
Apalagi, kata Syahrul dengan tumbuhnya pertanian, dengan triliunan yang dihasilkan menunjukkan hebatnya dan pertanian, apalagi dengan digital sekarang bisa dijual ke seluruh dunia.
“Saya mau setiap orang bisa jadi entrepreneur pertanian. pertanian itu hebat pasti keren,” paparnya.
Syahrul mengatakan, mengurus pertanian itu sama saja membuka luas lapangan pekerjaan. “Dibudidaya hulunya sudah ada pekerjanya, dipemetikannya orang sudah kerja, dipengolahannya menjadi sesuatu, orang juga sudah kerja, dipasarkannya kemana-mana itu juga sudah lapangan kerja,” jelasnya.
Apalagi dalam kondisi pandemi seperti saat ini, hasil pertanian memegang peranan penting. “Makanan itu tidak mengenal pandemi. Mau ada Covid-19 maupun tidak, semua orang butuh makan. Kita bisa bersembunyi di rumah karena Covid-19, tapi tanpa makanan tentu tidak bisa hidup,” tegasnya.
Syahrul berharap setelah pertemuan ini, ada konsepsi yang dilahirkan, ada suatu program yang bisa dilakukan secara bersama untuk memenuhi kehidupan. (man/ipg)