Sabtu, 23 November 2024

Rini Indriyani Beri Bantuan Pelajar SMP yang Rumahnya Roboh

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Rini Indriyani pada Jumat (8/10/2021) mengunjungi rumah Moch Nouval Harianto (13), pelajar SMP Negeri 1 Surabaya yang rumahnya baru selesai direnovasi karena roboh beberapa waktu lalu. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Rini Indriyani Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, mengunjungi rumah Moch Nouval Harianto (13), pelajar SMP Negeri 1 Surabaya yang rumahnya baru selesai direnovasi karena roboh beberapa waktu lalu. Kunjungannya ini untuk memberikan dukungan moril kepada keluarga sekaligus menyerahkan donasi bantuan.

Tiba di lokasi Jalan Tambaksari Selatan 4/11A sekitar pukul 09.00 WIB, Rini Indriyani yang didampingi Akhmad Suharto Kepala SMPN 1 Surabaya, dan komite sekolah, juga terlihat bercengkrama langsung dengan keluarga. Bahkan, Rini juga beberapa kali terlihat memberi motivasi langsung kepada Moch Nouval agar tidak putus asa dan tetap semangat bersekolah.

 “Alhamdulillah, sudah selesai diperbaiki rumahnya oleh Dinas Cipta Karya dan Dinas Sosial melalui program Rutilahu. Karena kemarin Mas Nouval sempat tinggal di rumah neneknya dan sekarang (rumahnya) bisa ditempati lagi,” kata Rini Indriyani, Jumat (8/10/2021).

Dalam kesempatan itu, Rini Indriyani juga menyampaikan, bahwa kunjungannya ini sekaligus mewakili sebagai salah satu wali murid SMPN 1 Surabaya. Selain memberikan dukungan moril, ia juga menyerahkan bantuan berupa uang tabungan dan laptop kepada Moch Nouval yang merupakan donasi dari para pelajar.

“Jadi saya di sini mewakili sebagai wali murid SMPN 1 Surabaya. Beberapa waktu lalu keluarga Mas Nouval terkena musibah, ibunya meninggal tertimpa reruntuhan rumahnya saat melindungi Mas Noval,” katanya.

Di samping bantuan yang berasal dari donasi para pelajar SMPN 1 Surabaya, sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah meng-cover beasiswa termasuk seragam sekolah Moch Nouval. Bahkan, rumahnya juga langsung diperbaiki pemkot melalui program Rutilahu pascaroboh beberapa waktu lalu.

 Sebagai salah satu wali murid di SMPN 1 Surabaya, Rini Indriyani menilai, bahwa bantuan yang berasal dari para pelajar ini tentu sangatlah luar biasa. Sebab, bantuan itu merupakan inisiatif mereka sebagai bentuk empati kepedulian sesama kepada rekannya yang tertimpa musibah.

 “Ini luar biasa, bisa menjadi contoh untuk semua sekolah. SMPN 1 komitmennya luar biasa. Jadi kalau ada pelajar yang meninggal bapak-ibuknya, itu anak-anak memberikan sumbangsi sukarela untuk disampaikan kepada yang sedang berduka,” ungkap dia.

Rini Indriyani berharap, rasa empati dan kepedulian ini bisa terus dimiliki oleh para pelajar Surabaya. Sehingga para pelajar di sekolah tak hanya menerima pendidikan formal, tapi juga memiliki rasa kepedulian dan empati yang tinggi terhadap sesama.

“Kalau mereka sudah terbiasa dari kecil diberi motivasi, dibiasakan untuk seperti ini, Insya Allah nanti besarnya mereka akan jadi anak-anak yang luar biasa, anak-anak yang peduli kepada lingkungan, anak-anak yang peduli kepada sesama,” tuturnya.

Karena itu, Ketua TP PKK Kota Surabaya itu juga mendorong kepada seluruh anak-anak Surabaya agar tak berputus asa apapun kondisi keluarganya. Bagi dia, seluruh anak-anak Surabaya berhak untuk sukses dan berhasil. “Anak-anak Surabaya apapun kondisinya, harus menjadi anak-anak yang hebat dan berprestasi,” pesannya.

Sementara itu, Musa Harianto (39), ayah dari Nouval mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya. Meski istrinya telah tiada, Musa berharap, putranya itu terus bersemangat untuk mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

“Terima kasih banyak buat Pemkot Surabaya yang sudah membantu. Terima kasih juga kepada semua warga di sini yang juga sudah membantu keluarga saya yang sedang tertimpa musibah,” tutur Musa.

Seperti diketahui pada Rabu (25/8/2021) sekira pukul 08.30 WIB lantai dua sebuah rumah di Jalan Tambaksari Selatan Gang IV Nomor 11, Surabaya, ambruk. Dugaan kuat penyebab ambruknya lantai dua rumah tersebut karena rayap.

Kompol Muhammad Akhyar Kapolsek Tambaksari mengatakan, rumah ini dihuni empat orang yang terdiri dari masing-masing seorang ayah, ibu, anak, dan nenek.

Saat kejadian, Hari Musa, pemilik sekaligus kepala keluarga sedang bekerja di bengkel Kenjeran. Sedangkan tiga orang lainnya sedang berada di dalam rumah. Masing-masing yaitu istri Hari Musa yang bernama Fitri Wulan, anaknya yang bernama Naufal, dan ibunya yang bernama Marni.

Akibat kejadian itu nyawa Fitri Wulan tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia saat dievakuasi di RSUD Dr. Soetomo.(man/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs