Sabtu, 23 November 2024

Motivasi Paling Besar Kreator Konten Masih Faktor Ekonomi Bukan Moralitas

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi media sosial. Foto: Shutterstock

Ismail Fahmi, pengamat media sosial mengatakan, motivasi paling besar para kreator konten saat ini adalah faktor ekonomi bukan moralitas. Hal ini menyebabkan masih banyak konten yang kurang bermanfaat di media sosial.

Ditambah dengan algoritma media sosial yang lebih menampilkan konten yang paling banyak diakses, tanpa menilai kualitas kontennya.

“Baru dua hari yang lalu Facebook menggunakan algoritma menampilkan konten yang paling banyak diakses. Masalahnya konten yang paling banyak diakses adalah yang kontroversial, kebencian, receh-receh,” ujarnya dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Rabu (6/10/2021).

Berbeda dengan YouTube yang mendukung kreator kontennya memperbanyak konten positif.  Platform layanan video besutan Google ini membuat kerja sama dengan televisi agar membuat lebih banyak konten bermanfaat.

“Mereka mendorong orang menonton konten bermanfaat. Kalau semakin banyak konten receh nanti YouTube ditinggal penontonnya,” kata Fahmi.

Sambil membuat konten yang banyak diminati penonton, kata Fahmi, kreator konten juga perlu memperluas perspektif dan menambah pengetahuan. Di antaranya dengan banyak membaca buku dan mempertimbangkan kebermanfaatan kontennya.

“Mereka yang punya pengetahuan luas bisa membuat konten yang positif,” ujarnya.

Fahmi pun mencontohkan Jerome Polin, mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Jepang, sebagai kreator yang menurutnya kontennya bagus. Bermanfaat dan viewersnya sangat tinggi.

“Mereka punya prinsip konten yang mereka hasilkan harus bermanfaat karena sudah makan pulsa, makan waktu penontonnya. Kalau cara pandang ini diadopsi banyak kreator konten, akan semakin banyak konten yang bermanfaat,” kata dia.(iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs