Sabtu, 23 November 2024

Tak Banyak Lulusan SMK yang Mau Wirausaha Batik

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Umi Badriyah Ketua Jurusan Desain Kreatif Kriya Batik dan Tekstil SMKN 12 Surabaya mengatakan di Jatim ada tujuh SMK yang menjadikan batik dan tekstil sebagai jurusan, bukan cuma mata pelajaran.

“Sayangnya, hanya 10 persen lulusan SMK itu yang mau berwirausaha batik. Hanya dua sampai tiga siswa per angkatan,” ujarnya dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya, Sabtu (2/10/2021).

Fakta di lapangan, menurut Umi, siswa tidak telaten untuk belajar membatik. Padahal untuk belajar memegang sampai mengoperasikan canting saja butuh waktu selama sebulan.

Selain itu pola pikir anak sekarang adalah lulus, mendapat ijazah, lalu bekerja.

“Kalau melihat harga jual batik, sebenarnya masa depan batik menjanjikan. Tapi anak-anak sekarang melihat banyak kain bermotif batik atau printing. Itulah yang membuat harga murah.  Beda dengan batik tulis yang benar-benar mahal. Akhirnya anak-anak memilih kerja apa pun dulu cari modal buat jadi pengusaha batik,” kata Umi.

Umi mengharapkan dukungan pemerintah untuk pengembangan sumber daya pembatik dari generasi muda.

Misalnya berupa perhelatan kompetisi untuk menyalurkan kreativitas membatik, pembinaan, dan pengembangan industri kecil.

“Kalau ada program pelatihan itu, anak-anak berpikir, ‘Oh saya dibutuhkan masyarakat’,” ujar Umi.(iss/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs