Pelaku usaha kecil mikro (UKM) maupun UMKM tidak boleh gagap teknologi alias gaptek agar mampu menembus pasar global dan memenangi persaingan di pasar dunia.
“Karena persaingan di masa depan, di pasar global, menuntut penggunaan teknologi digital sebagai bagian penting penguasaan atas usaha kecil mikro yang akan menembus pasar global. Kita bisa bayangkan jika para pelakunya gaptek. Ini persoalan serius yang butuh penanganan, ” terang Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Senin (27/9/2021).
Lebih lanjut Khofifah menambahkan jika di masa mendatang transformasi digital perlu dilakukan dalam rangka menjadikan usaha kecil mikro maupun usaha menengah kecil mikro tetap layak dan masuk pasar global denga track internasional sesuai yang diharapkan.
Khofifah kemudian mencontohkan bagaimana dunia atau pasar dunia melihat produk-produk yang halal dari berbagai negara dunia yang dapat dilihat melalui sarana digital. Dari Tiongkok produk aneka baju muslim diekspor dalam jumlah besar menuju sejumlah negara di timur tengah. Brazil kata Khofifah adalah negara pemasok daging unggas halal ke timur tengah dengan jumlah cukup besar.
“Thailand juga punya visi sebagai dapur halal dunia dengan berbagai menu masakan yang bisa ditawsrkan masyarakat global. Semua itu butuh transformasi digital. Dan oleh karena itu pelaku UKM dan UMKM kita tidak boleh gagap teknologi, ” tegas Khofifah.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menyampaikan itu semua Senin (27/9/2021) saat membuka Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2021 yang didukung sepenuhnya oleh Bank Indonesia mulai Senin (27/9/2021) hingga 2 Oktober 2021 di Atrium Tunjungan Plaza Surabaya.
Sementara itu, ditambahkan Budi Hanoto Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur bahwa pelaksanaan Festiva Ekonomi Syariah kali ini merupakan langkah awal menjelang pelaksanaan Indonesia Syariah Ekonomi Festival (Isef) 2021. “Transformasi digital menjadi bagian penting pada pembahasan Fesyar 2021 menjelang pelaksanaan ISEF 2021 nanti, ” pungkas Budi Hanoto.(tok/iss/ipg)