Sabtu, 23 November 2024

PeduliLindungi Jadi Alat Pembayaran Digital Bisa Raup Untung Besar, Tapi…

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan

Yusuf Rendy Peneliti ekonomi senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia mengatakan, PeduliLindungi berpotensi meraih untung besar kalau jadi alat pembayaran digital.

Seperti diketahui, sebelumnya Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) ingin aplikasi PeduliLindungi menjadi alat pembayaran digital.

Alasannya, karena Indonesia berhasil menggarap QRIS yang digagas Bank Indonesia. Pemanfaatan PeduliLindungi jadi sistem pembayaran menurutnya bisa meningkatkan inklusi keuangan digital.

Yusuf Rendy membenarkan pernyataan Luhut. Menurutnya, PeduliLindungi bakal bisa meraih untung besar karena penggunaan metode pembayaran nontunai bakal terus meningkat di masa depan.

“Potensinya cukup luas karena Indonesia diproyeksi jadi salah satu negara ekonomi digital terbesar, beberapa tahun ke depan. Pembayaran non-cash akan semakin banyak diminati,” katanya kepada Antara, Minggu (26/9/2021).

Yusuf menyebut, pembayaran nontunai memang jadi pilihan masyarakat, apalagi selama pandemi Covid-19, untuk menghindari pembayaran tunai yang berpotensi penyebaran virus.

Selain itu, perkembangan e-commerce saat ini yang menerima pembayaran nontunai menurutnya juga mendukung rencana itu, karena e-commerce mendorong masifnya penggunaan pembayaran digital.

“Data terakhir menunjukkan nilai transaksi pembayaran non-cash itu mencapai Rp160 triliun pada 2020, sementara volume transaksinya 12 miliar. Kenaikannya cukup signifikan,” ujarnya.

Yusuf menilai wajar jika Luhut Menko Marves ingin menjadikan PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital. Namun, dia sarankan pemerintah lebih dulu membenahi masalah keamanan data.

Data masyarakat Indonesia selama setahun terakhir berhasil diakses pihak tidak bertanggung jawab, termasuk data masyarakat yang ada di aplikasi PeduliLindungi.

“Ada beberapa kelompok masyarakat yang belum paham pembayaran non-cash dan risiko yang ada di di baliknya. Jadi menurut saya, risiko dan masalah keamanan data ini masih harus dibenahi dulu,” katanya.

Selain itu, Yusuf menilai penggunaan PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital tidak mempengaruhi minat masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

Menurutnya, masyarakat akan lebih terdorong melakukan vaksinasi jika diberi insentif.

Oleh karena itu, ia sarankan pemerintah lebih menggencarkan sosialisasi vaksinasi Covid-19 dan memastikan distribusi vaksin sampai ke daerah-daerah pelosok di Indonesia.

“Memang agak sedikit ya hubungannya antara memasukkan layanan pembayaran digital dengan minat vaksinasi masyarakat. Yang lebih penting bagaimana distribusi vaksin. Jangan sampai kesediaan masyarakat untuk vaksinasi terganjal distribusi,” kata Yusuf.(ant/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs