AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Ketua DPD RI mengapresiasi Polda Jatim yang akan mengasuh sekitar 7.044 anak yatim piatu korban Covid-19.
“Langkah Polda Jatim yang mengambil peran sebagai orang tua asuh dan memenuhi segala kebutuhan anak-anak itu, terutama pendidikan serta penyiapan asrama untuk menampung anak yatim itu patut kita apresiasi,” katanya, Sabtu (18/9/2021).
Menurut LaNyalla, tingginya angka anak yatim piatu akibat Covid-19 memerlukan sinergitas berbagai unsur agar kebutuhan mereka bisa terpenuhi.
Selain perlindungan untuk hidup, makanan serta kebutuhan pendidikan, LaNyalla menilai anak-anak itu perlu pendampingan psikologis pascakematian orang tuanya.
“Tentu agar kesehatan jiwanya pulih dan tidak meninggalkan traumatik di masa mendatang. Maka, perlu dilakukan pendekatan holistik kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19,” ujar LaNyalla.
Dia menyarankan, Polda Jatim menjalin kerja sama dengan pihak terkait seperti Dinas PPPA Jatim atau lembaga pendampingan anak lainnya untuk menangani masalah anak yatim piatu itu.
Menurut dia, hal itu penting dilakukan karena seseorang yang ditinggal orang tua di usia belia akan memunculkan sejumlah problematika yang berdampak serius di masa depan.
“Kerja sama lintas stakeholder harus dijalin oleh Polda Jatim agar penanganan tersebut dapat meredam segala dampak risiko yang dapat ditimbulkan. Tak mudah menangani anak-anak, karena mereka memiliki daya rekam yang cukup baik,” katanya.
Jika keliru dalam penanganan, kata LaNyalla, akan menimbulkan dampak tidak baik bagi perkembangan psikologis anak-anak tersebut dalam jangka waktu panjang ke depan.
“Perlu hati-hati dan dibutuhkan treatment yang tepat. Kondisi mereka masih begitu labil, sehingga butuh penanganan intensif dan berkelanjutan,” ujar LaNyalla.
Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan/DP3AK Provinsi Jawa Timur hingga Senin (16/8/2021), ada sebanyak 6.198 anak-anak di Jatim menjadi yatim dan piatu.
“Karena terdapat perbedaan angka, maka perlu dipastikan jumlah yang sebenarnya dan harus dipastikan. Jangan sampai ada anak yatim piatu yang terlewat di dalam pendataan,” ujar LaNyalla.(faz/den)