Bambang Soesatyo Ketua MPR RI mengutuk keras tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membakar Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Tidak hanya membakar Puskesmas, KKB juga melecehkan sejumlah tenaga kesehatan (Nakes) wanita, menyebabkan mereka meninggal,bdan ditendang ke jurang.
Bamsoet mempertanyakan, ke mana suara para aktivis HAM dan aktivis perempuan? Kenapa ketika saudara sebangsanya dibunuh dan diperkosa mereka diam?
Namun ketika aparat negara menumpas para KKB, mereka teriak soal HAM?
“Sekali lagi saya tegaskan, sikat habis. Urusan HAM kita bicarakan kemudian. Jangan ragu bertindak hanya karena persoalan HAM. Utamakan keselamatan rakyat kita,” ujarnya.
Bamsoet berharap, tidak ada lagi korban dari rakyat yang tidak bersalah yang jatuh. Karena itu dia minta negara harus hadir dengan kekuatan penuh.
“Serangan terhadap fasilitas kesehatan merupakan serangan terhadap kemanusiaan. Tidak dapat dibenarkan atas nama apa pun,” katanya.
“Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNB-OPM) sudah mengakui tindakan itu bagian aksi mereka. Karenanya tidak ada alasan bagi TNI-Polri tidak segera menumpas habis KKB di Papua,” ujarnya, Sabtu (18/9/2021).
Dia meminta pemerintah pusat dengan dukungan TNI-Polri serta pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota se-Papua bisa menjamin keselamatan dan keamanan Nakes di berbagai fasilitas kesehatan.
“Terlebih di tengah suasana pandemi Covid-19, kehadiran Nakes sangat dibutuhkan. Mereka pejuang garda terdepan dalam menyelamatkan nyawa manusia. Gangguan terhadap keamanan dan keselamatan Nakes adalah alarm bahaya terhadap kemanusiaan,” katanya.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI sekaligus Dewan Kehormatan KBPP Polri itu menerangkan, sudah terlalu banyak keresahan yang dilakukan KKB di Papua.
Korbannya mulai dari masyarakat biasa, TNI-Polri, sampai sekarang sudah mulai menyasar Nakes.
Pada 8 April 2021 lalu, misalnya, KKB di Kabupaten Puncak menembak mati seorang guru bernama Oktavianus Rayo serta membakar tiga sekolah di Kabupaten Puncak.
“Pada 9 April 2021, seorang guru SMP bernama Yonathan Randen kembali ditembak mati KKB di Kabupaten Puncak. Disusul tewasnya seorang pengemudi ojek bernama Udin yang ditembak di area Pasar Ilaga pada tanggal 14 April 2021,” ujarnya.
Bamsoet juga menyampaikan sejumlah catatan yang dia dapat, pada 15 April lalu KKB juga menembak mati seorang pelajar SMA di Kabupaten Puncak bernama Ali Mom.
Bahkan Brigjen TNI Putu I Gusti Putu Danny Nugraha Kepala BIN Daerah Papua turut mljadi korban aksi KKB di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Bamsoet menekankan, sudah waktunya negara melakukan tindakan tegas dengan menurunkan seluruh matra kekuatan yang dimiliki.
Dia tegaskan, tidak boleh lagi ada toleransi terhadap KKB untuk melakukan kejahatan yang meresahkan masyarakat dan mengakibatkan korban jiwa.
“Turunkan kekuatan 4 Matra terbaik yang kita miliki selain Brimob Polri. Gultor Kopassus, Raiders, Bravo, dan Denjaka. Kasih mereka waktu secepatnya untuk menumpas KKB di Papua,” katanya.(faz/den)