Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya siap melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) pada pertengahan semester ganjil ini setelah melakukan uji coba pada semester sebelumnya.
Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari Rektor ITS mengatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak semester sebelumnya. Terutama berkaitan kuliah secara hybrid.
“Sebenarnya untuk ITS sudah kami uji coba sejak semester sebelumnya, selama empat minggu, di bulan terakhir semester genap,” katanya saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Kamis (16/9/2021).
Dengan senang hati dia akan mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang menyatakan pada 20 September 2021 ITS akan memulai pelaksanaan PTM di kampus untuk mahasiswa angkatan 2020 dan 2021.
Namun, Rektor ITS itu menggarisbawahi beberapa persyaratan untuk bisa merasakan kuliah di kampus di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Di antaranya, mahasiswa harus berdomisili di Surabaya dan sekitarnya (Surabaya Raya), mengisi formulir kesediaan vaksinasi, dan surat persetujuan orang tua.
“Setelah kami survei, ternyata mahasiswa kita 91 persen sudah vaksinasi dosis satu dan dosis dua, dan untuk yang belum segera mengumpulkan form kesediaan vaksin karena akan kami fasilitasi,” kata Ashari.
ITS, kata dia, tidak ingin menyulitkan mahasiswanya. Dia pun mendorong seluruh mahasiswa ITS agar bisa merasakan bangku perkuliahan dan kegiatan akademis serta pengembangan bakat di ITS.
Secara mekanisme, Prof. Ashari menjelaskan bahwa ITS menggunakan konsep hybrid. Sama seperti semester genap sebelumnya. Karena saat ini, dia mengeklaim, ITS sudah lebih siap dalam segi fasilitas dan protokol kesehatan.
Para dosen dan juga tenaga pendidik, menurutnya, sudah lebih dulu disiapkan untuk menyambut PTM. ITS sudah menggelar program vaksinasi hingga 6 batch, termasuk memberikan dosis vaksinasi kepada masyarakat di sekitar kampus ITS. Dia memastikan, seluruh dosen saat ini sudah divaksin.
Prof Ashari menjelaskan, pembelajaran daring membuat semua hal menjadi terbatas. ITS turut terdampak. Salah satu yang terasa adalah penurunan dalam riset dan finansial.
“Ya, semuanya jelas turun dari segi finansial. Lalu riset. Karen SDM (sumber daya manusia)-nya mencar (tersebar) di mana-mana, sedangkan laboratoriumnya ada di Surabaya. Namun kegiatan akademik tetap berjalan,” ujar Prof Ashari.
Untuk menunjang kebutuhan mahasiswa dalam praktikum, ITS menginisiasi aplikasi laboratorium online. Selain itu, ada sebanyak 100 kelas yang sudah direnovasi menjadi smart classroom sehingga siap untuk PTM.
Smart classroom berfungsi agar mahasiswa saling terhubung ke semua kelas dan untuk kebutuhan multimedia. Juga supaya proses belajar mengajar berjalan lancar tanpa hambatan yang biasanya muncul karena kurangnya adaptasi dengan teknologi.
Tidak berhenti di sana, Prof Ashari juga memastikan, ITS terus mengembangkan teknologi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di era hybrid di tengah pandemi Covid-19 ini.(wld/den)