Pekan mode New York (New York Fashion Week/NYFW) untuk musim semi 2022 kembali pada hakikatnya, yaitu digelar secara offline atau luar jaringan (luring). Kendati demikian ada banyak hal yang membuat gelaran fesyen ini tak lagi sama seperti biasanya.
Pagelaran busana untuk tren musim semi 2022 ini dinilai telah dimulai dengan awal yang baik, meskipun banyak pertunjukan dikerucutkan jadi lebih sedikit dengan jumlah pengunjung yang lebih kecil. Belum lagi sejumlah desainer kini mengabaikan fotografer di luar tim mereka yang hendak meliput.
“Lebih penting untuk menjadi eksklusif saat ini. Jelas, dari perspektif keamanan, tetapi juga karena sudah waktunya untuk meminimalkan dan mengurangi (pengunjung), membidik pada apa yang penting dan menghilangkan kelebihannya,” kata LaQuan Smith Desainer dikutip laman WWD, dilansir Antara, Kamis (9/9/2021).
Pada Kamis malam ini, Smith akan mempersembahkan peragaan busana pertama di Empire State Building dengan total 160 tamu. Pada perheletan sebelum-sebelumnya, biasanya mencapai 350 orang tamu.
Dalam gelaran kali ini industri fesyen dianggap telah berupaya untuk menjadi lebih inklusif terutama sejak kasus Black Lives Matter.
“Desainer kulit hitam tidak menginginkan perlakuan khusus, kami hanya menginginkan penagihan dan kesempatan yang sama,” kata Sergio Hudson desainer yang mendandani Michelle Obama untuk pelantikan Joe Biden Presiden.
Pagelaran busana Hudson di NYFW 2022 menjadi kali kedua pertunjukannya. Pertunjukkan pertamanya digelar pada Februari 2020 sesaat sebelum dunia dihantam Covid-19.
Pameran di Metropolitan Museum of Art Costume Institute yang akan datang bertajuk “In America: A Lexicon of Fashion,” juga bertujuan untuk dihadirkan dengan lebih inklusif.
Acara itu digelar bersamaan momentum peringatan 10 tahun Prabal Gurung dari 2019 dengan pertanyaan besar, “Siapa yang menjadi orang Amerika?” sebagai tema sentral. Acara fesyen ini akan mengeksplorasi politik, protes, individualisme, dan imigran yang membentuk industri.
“Perjuangan saya selalu seperti ini, bahwa Amerika telah banyak diinformasikan oleh lensa kolonial,” kata Gurung yang merupakan desainer keturunan Nepal-Amerika.
“Jadi untuk melihat semua ini, bahkan kalender baru dengan semua desainer dari ‘kulit berwarna’ ini, rasanya mengasyikkan. Dan saya harap pertunjukan setiap orang berbeda karena itulah yang dibutuhkan oleh fesyen,” kata Gurung.(ant/tin)