Sabtu, 23 November 2024

Kwik Kian Gie: Kegagalan Kabinet Sekarang Tak Bisa Menahan Laju Korupsi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Kwik dalam diskusi Rabu Biru dengan tema 'Menilik Defisit Neraca Perdagangan, Pajak dan Kondisi Bisnis Indonesia' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya 35, Jakarta Selatan, Rabu (19/12/2018). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Kwik Kian Gie mantan Menko Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin) menegaskan kalau hingga saat ini korupsi di lingkungan pemerintah justru semakin marak dan berdampak kepada kebijakan ekonomi.

Dia menilai,korupsi semakin marak, tapi pencegahannya belum terpikirkan juga.

“Yang paling parah adalah korupsi tetapi pencegahannya belum terpikirkan sampai sekarang bagaimana mencegahnya sampai tidak terjadi korupsi itu bagaimana. Itulah kegagalan dari kebijakan kabinet sekarang, karena kalau dibaca tidak pernah menjawab how, tidak menjawab langkah pertama apa langkah kedua apa (tentang kebijakan),” tegas Kwik dalam diskusi Rabu Biru dengan tema ‘Menilik Defisit Neraca Perdagangan, Pajak dan Kondisi Bisnis Indonesia’ di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya 35, Jakarta Selatan, Rabu (19/12/2018).

Kwik mengatakan, harapan baru untuk membenahi ekonomi Indonesia ada di pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jika terpilih nanti, Prabowo-Sandi harus segera melakukan langkah konkrit baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kebijakan ekonomi.

“Jadi tidak hanya berfikir what to achieve apa yang harus dicapai, tetapi setelah menentukan apa yang harus dicapai harus bisa menjawab bagaimana cara mencapainya step by step-nya gimana,” kata Kwik.

Sementara Fuad Bawazier Mantan Menteri Keuangan mengatakan, semua program kerja rezim sekarang hanya di atas kertas dan tidak ada hasil konkrit.

“Ini semua di atas kertas saja. Diumumin puas sendiri, tapi enggak jalan. Korupsi ini mengangu semua aspek kebijakan runtuh, kacau,” jelas Fuad.

Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini memandang, aparat pemerintahan yang seharusnya mengelola kebijakan dengan baik dan menjalankan sesuai janji rezim ini, justru malah sibuk bekerja untuk Pilpres 2019.

“Aparat-aparat pemerintah ngomong saja, (justru) semakin hari lebih banyak dimanfaatkan dipakai untuk kepetingan praktis penguasa, tidak dipakai untuuk fungsi-fungsi negara dan ngawal untuk pemenangan 2019. Tugas pokoknya mulai terabaikan,”kata Fuad.(faz/dim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs