Masalah tarikan uang seragam kepada siswa MBR di SMP Negeri Surabaya mengundang perhatian banyak kalangan. Termasuk Kombespol Ahmad Yusep Gunawan, Kapolrestabes Surabaya.
Ketika dihubungi suarasurabaya.net, Minggu (5/9/2021) malam, Yusep bilang pihaknya siap mendalami bila ada laporan dari warga MBR yang dimintai uang seragam.
“Sementara ini belum ada laporan yang masuk tentang tarikan uang seragam ini,” kata Kapolrestabes.
Dia menegaskan, beberapa waktu lalu sudah ada arahan dari Wali Kota Surabaya untuk sementara membekukan kegiatan koperasi sekolah terkait pengadaan uang seragam ini.
Kapolrestabes juga berharap semoga semua sekolah patuh dan menaatinya.
Lebih lanjut, Yusep juga mengimbau masyarakat Surabaya untuk tenang dan sabar agar kondisi Surabaya aman dan terkendali, khususnya juga menjelang pelaksanaan pertemuan tatap muka.
“Semoga tidak ada ribut-ribut, termasuk tarikan uang seragam ini. Semoga Surabaya aman tentram semua,” tutupnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Pemkot Surabaya menegaskan bahwa murid dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) jalur afirmasi atau mitra warga tidak dipungut biaya sekolah.
Pemkot Surabaya sudah memberikan subsidi biaya sekolah bagi siswa MBR, termasuk biaya seragam.
Tapi yang terjadi di lapangan, sebagaimana temuan Armuji, Wakil Wali Kota Surabaya, hampir semua siswa MBR di SMP Negeri di Kota Surabaya masih dimintai iuran seragam oleh sekolah.
Armuji mengaku mendapati banyaknya laporan murid dari jalur mitra warga dipungut biaya dengan kisaran Rp1,2 juta hingga Rp1,5 juta.
Sebelumnya, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya meminta orang tua dan wali murid, yang masuk melalui jalur afirmasi atau mitra warga agar melapor ketika mengalami pungutan biaya di sekolah. (ton/den)