Seorang fotografer dituntut punya keterampilan lain untuk menunjang profesinya sebagai fotografer komersial. Salah satu yang sangat penting untuk dimiliki seorang fotografer komersial adalah kemampuan berbahasa Inggris atau kompetensi berbahasa Inggris. Perlunya keterampilan lain bagi fotografer komersial itu dibahas dalam webinar bertajuk How to Get Your Money Back in Photography and More.
Ady Kurniawan produser Fotografi Komersial tampil sebagai narasumber dalam webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Sabtu (28/8/2021). Dia adalah alumni Sastra Inggris Unitomo yang mana dalam webinar tersebut banyak membagikan materi, tips, dan movitasi bagi para mahasiswa di prodi Sastra Inggris Unitomo, juga para peserta pelajar SMA.
“Dunia fotografi aku alami dengan tidak sengaja. Kebetulan, aku hoby fotografi dan saat itu bekerja menjadi resepsionis hotel. Secara kebetulan ada teman yamg meminta tolong difoto dan ternyata setelah diedit hasilnya sangat memuaskan dan layak untuk dijual,” kata Ady dalam webinar tersebut, Sabtu (28/8/2021).
Menurut Ady, mulai saat itulah dirinya tertarik menawarkan foto hasil jepretannya kepada pihak lain. Momentum itu yang menyadarkan Ady bahwa ternyata ada sesuatu yang bisa dijual dan memungkinkan untuk menghasilkan uang. “Skill apapun bila kita lakukan dengan benar dan tentunya jangan lupa berdoa, maka pasti akan ada jalan kesuksesan yang ditunjukan Tuhan,” kata Ady.
Awalnya, Ady bekerja sebagai marketing, account officer di sejumlah perusahaan fotografi komersial ternama di Jakarta. Ady banyak belajar dari para senior fotografi komersial di berbagai perusahaan tersebut, terutama tentang bagaimana cara hasil fotonya menjadi semakin lebih baik dan memuaskan klien.
“Masing-masing dari mereka, para senior ini ternyata mempunyai style sendiri. Dan aku banyak belajar bahwa menjadi fotografer tidak sekedar memotret dan klien suka. Tapi lebih penting dari itu, memotret adalah berbicara tentang performing your self in the audience and then how to convince client, serta belajar mempersiapkan segala sesuatu soal pekerjaan secara detail. Jadi mau tidak mau harus disiplin,” katanya.
Saat ini, Ady bekerja sebagai produser fotografi yang satu di antara tugasnya adalah memfasilitasi sekaligus menjamin kelancaran fotografer untuk melakukan photo shoot atau biasa disebut project manager. “Sebagai project manager yang harus bekerja sama dengan agency, aku harus melakukan prepare semuanya, termasuk harga, lokasi, model foto, juga tempat pemotretan,” kata Ady.
Ady dalam paparannya juga memperlihatkan beberapa portofolio hasil kerja timnya yang telah mendunia serta menjelaskan tentang tips-tips membuat presentasi yang meyakinkan klien. Dia bagikan tips secara umum untuk menjual produk jasa yang bisa memuaskan konsumen.
“Apa yang aku paparkan sejatinya bisa kita lakukan. Yang penting jangan pernah berhenti belajar, dan selalu menciptakan peluang positif dalam pekerjaan,” tegas Ady.
Cahyaningsih Pujimahanani dari Fakultas Sastra Unitomo menyampaikan bahwa dalam Webinar Series#2 kali ini prodi Sastra Inggris ingin membuktikan bahwa penguasaan berbahasa Inggris yang baik bisa menunjang dan meningkatkan kemampuan dalam berbagai karir.
“Pada webinar kali ini, Ady memang membeberkan bagaimana english competency sangat penting dalam menunjang kariernya sebagai seorang produser comercial photography yang sudah mendunia. Tentu saja ini ditunjang beberapa kemampuan lain seperti communication dan networking,” kata Cahya.
Cicilia Tantri Suryawati Dekan Fakultas Sastra Unitomo, saat membuka webinar itu menyebutkan, kegiatan seperti ini merupakan bentuk pengayaan pengetahuan dan motivasi positif bagi peserta siswa SMA dan mahasiswa supaya mereka lebih termotivasi dalam belajar sastra Inggris.
“Apresiasi yang setinggi-tingginya buat teman-teman prodi Sastra Inggris yang telah berhasil menggelar acara ini. Kami harap dengan webinar ini dapat membuka wawasan baru bagi para peserta, bahwa alumni Sastra Inggris Unitomo siap menjadi pelaku industri kreatif pada bidang apapun sesuai dengan passion nya,” kata Cicilia Tantri Suryawati.(tok/den)