Sabtu, 23 November 2024

Jumlah Mikroplastik di Kali Surabaya Lebih Banyak daripada Biota Air

Laporan oleh Anton Kusnanto
Bagikan
Peneliti menguji contoh air sungai Kali Surabaya. Foto: Dok Ecoton

Penelitian mahasiswa Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga menemukan jumlah plankton dan biota air di wilayah hulu kali Surabaya lebih sedikit dibanding jumlah mikroplastik.

Ketiga mahasiswa tersebut, Dita Adriana, Aisyah Mahirah dan Ayu Wanda melakukan penelitian di tiga wilayah hulu, yaitu Mlirip Mojokerto; Wringinanom Gresik; dan Sidomulyo Sidoarjo selama bulan Agustus 2021.

“Kami mengambil 10 liter air pada masing-masing lokasi dan diamati melalui mikroskop dan menemukan jumlah mikroplastik lebih banyak dibandingkan jumlah plankton yang merupakan biota air pakan alami ikan,” ujar Dita Adriana dalam keterangan tertulis Sabtu (28/8/2021).

Berdasarkan data penelitian, jumlah plankton dan biota air di Mlirip 76 individu, Wringinanom 39 individu dan Sidomulyo 31 individu masing-masing per 10 liter air sungai.

Sedangkan jumlah mikroplastik yang berupa serpihan plastik berukuran kurang dari 5 mm, per 10 liter air sungai mencapai 85 partikel di Mlirip, 75 partikel di Wringinanom dan 67 partikel di Sidomulyo.

Menurut Aisyah, banyaknya mikroplastik yang ada di sepanjang aliran Kali Surabaya berasal dari sampah plastik yang dibuang oleh penduduk yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS).

“Penduduk sepanjang Kali Surabaya hanya 15 persen yang terlayani oleh pemerintah dalam pengelolaan sampah. Sementara 85 persen masih membuang sampah sembarangan seperti ke sungai, dibakar dan ditimbun,” ucap Aisyah.

Peneliti percaya sumber mikroplastik di Kali Surabaya berasal dari sampah plastik yang dibuang ke sungai, limbah cair domestik, serta limbah rumah tangga yang mengandung butiran mikro yang terdapat pada produk perawatan sehari-hari seperti odol, sabun, krim pembersih dan kosmetik.

Dibutuhkan upaya pengendalian mikroplastik ke dalam perairan dengan membuat kebijakan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong peran serta masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai.

“Dengan temuan ini kami mengajak masyarakat agar ikut memelihara kelestarian Kali Surabaya dengan tidak membuang sampah plastik ke sungai dan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai seperti tas kresek, styrofoam, botol air minum sekali pakai, popok dan sachet,” ungkap Ayu Wanda,

Veryl Hasan, Dosen Pengajar di Fakultas Perikanan dan Kelautan Unair, menambahkan, temuan ini berpotensi membawa kerusakan esosistem secara sistemik, terutama di rantai makanan.

Dimulai dari rusaknya sistem pencernaan ikan kecil karena mereka mengalami kenyang semu, perut terisi plastik tapi masih lapar.

“Selain mengancam kelestarian perikanan, keberadaan plastik di dalam air Kali Surabaya berbahaya bagi kesehatan manusia, karena sebagian besar air Kali Surabaya di gunakan sebagai bahan baku Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kota Surabaya dan Gresik,” kata Veryl. (ton/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs