Berdasarkan data pencapaian vaksin yang dirilis Kementerian Kesehatan, per tanggal 27 Agustus 2021 pukul 12.00 WIB, tercatat sebanyak 60,435,555 masyarakat telah disuntik dosis 1 atau sebanyak 29.02 persen. Sedangkan untuk dosis kedua, yang telah divaksinasi sebanyak 34,121,203 orang atau 16.38 persen.
Dari data tersebut, jumlah penduduk di Kota Surabaya yang telah mendapatkan suntikan dosis lengkap sebanyak 3,043,110, dengan rincian dosis 1 1.778.950 (80,20 persen) dan dosis 2 1.264.160 (56,99 persen). Kabupaten Sidoarjo yang mendapat vaksinasi dosis lengkap ada 959,001 orang, rinciannya 593.867 (36,78 persen) dosis 1 dan 365.134 (22,61 persen), dan di Kabupaten Gresik sebanyak 478,156 dosis sudah disuntikkan dengan rincian dosis 1 sebanyak 344.409 (34.04 persen) dan dosis 2 133.747 (13.22 persen)
Data ini menunjukkan jumlah masyarakat yang sudah tervaksin di wilayah Surabaya Raya tidak seimbang. Surabaya baik dosis 1 atau 2 sudah di atas 50 persen, sedangkan Sidoarjo dan Gresik belum ada yang mencapai 50 persen.
Muhammad Fikser Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Surabaya mengatakan, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya berencana untuk membantu percepatan vaksinasi di wilayah Sidoarjo dan Gresik.
“Pak Wali dengan pak Bupati Sidoarjo (Ahmad Muhdlor Ali) dan Bupati Gresik (Fandi Akhmad Yani) komunikasinya kan baik. Beliau ngasih ide, bagaimana kalau capaian vaksinasi sudah 80 persen sampai dosis duanya dengan standar yang sudah ditetapkan, maka akan didorong untuk membantu di Sidoarjo dan Gresik supaya dua kota ini sama-sama bisa mencapai target yang sama,” kata Fikser saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Jumat (27/8/2021).
Dalam kesempatan itu pula Fikser juga menyampaikan agar masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19, bisa menghubungi nomer telepon Command Center Surabaya 112 agar bisa di-tracing oleh Pemkot. Ini karena notifikasi masyarakat yang hasil pemeriksaan PCR/antigennya positif di aplikasi NAR (New All Record), sering terlambat.
“Kita ini cara kerjanya mendapat notifikasi aplikasi NAR untuk mengetahui warga yang positif. Setelah ketahuan di aplikasi, biasanya mekanismenya tim tracing di kecamatan melacak yang positif dan kontak erat. Permasalahannya, notifikasi seseorang yang positif biasanya datang sudah beberapa hari, bisa 1 minggu bahkan 1 bulan yang lalu,” terangnya.
Oleh karena itu pihaknya berharap agar masyarakat dapat langsung menghubungi 112, untuk selanjutnya diteruskan kepada posko penanganan Covid-19 di Surabaya dan ditindaklanjuti oleh tracer dari Dinas Kesehatan dan TNI/Polri. Fikser juga berharap agar masyarakat yang terpapar tidak melakukan isolasi mandiri di rumah, tapi di isolasi terpadu.
“Pemkot memastikan tidak ada yang isolasi mandiri di rumah harus masuk ke isolasi terpadu yang disediakan pemkot, karena di sana tersedia fasilitas perawatan dan kesehatan yang memadai,” pungkasnya.(dfn/ipg)