Sabtu, 23 November 2024

Hampir 400 Warga Afghanistan Dievakuasi ke Korsel

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Keluarga Afghanistan berjalan menuju pesawat mereka saat evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Selasa, 24 Agustus 2021. Foto: Samuel Ruiz/U.S. Marine Corps

Hampir 400 warga Afghanistan yang dievakuasi tiba di Seoul, Korea Selatan pada Kamis (26/8/2021). Di sisi lain, pemerintah setempat sedang mengamandemen undang-undang untuk memberi izin tinggal jangka panjang bagi mereka yang bekerja pada proyek-proyek Korsel di Afghanistan sebelum Taliban merebut kekuasaan.

Imigrasi adalah masalah yang sedang ramai di Korsel, di saat banyak penduduknya bangga dengan homogenitas etnis.

Sedikitnya dua penerbangan akan membawa 391 orang, termasuk keluarga pekerja di kedutaan Korea, Badan Kerja Sama Internasional Korea (KOICA), sebuah rumah sakit, dan lembaga pelatihan kejuruan dan pangkalan militer yang dikelola pemerintah Korea.

Park Beom-kye Menteri Kehakiman mengatakan banyak warga Korea telah menerima dukungan internasional setelah terpaksa melarikan diri selama Perang Korea dari tahun 1950 hingga 1953.

“Sekarang saatnya bagi kita untuk membalas budi,” kata dia dalam pengarahan di Bandara Incheon di luar ibu kota, sebelum kedatangan pesawat evakuasi.

Pemerintah sedang dalam proses mengamandemen undang-undang imigrasi untuk memberikan izin tinggal jangka panjang kepada warga Afghanistan.

Dia mengakui kontroversi atas rencana tersebut. Namun, Park menegaskan bahwa Korsel tidak bisa meninggalkan para pengungsi Aghanistan yang saat ini berada di negaranya.

“Terlepas dari kenyataan bahwa kami secara fisik terpisah di negara yang jauh, mereka praktis adalah tetangga kami. Bagaimana mungkin kita bisa menutup mata terhadap mereka ketika nyawa mereka terancam karena fakta bahwa mereka bekerja dengan kita?” ujar dia.

Korsel telah menerima lebih dari 30.000 pembelot Korut selama bertahun-tahun, tetapi Korsel menyetujui sejumlah kecil pencari suaka dari negara lain.

Pada 2018, lonjakan tiba-tiba dari kedatangan warga Yaman di pulau resor selatan Jeju. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat terhadap peningkatan kejahatan dan kesengsaraan sosial, sehingga hal itu membuat pemerintah bertindak keras terhadap pendatang.

Hanya 55 dari 6.684 orang yang mencari status pengungsi yang diterima oleh Korsel pada tahun 2020. Sebanyak 127 lainnya diizinkan tinggal karena alasan kemanusiaan, meskipun tidak ditetapkan sebagai pengungsi.(ant/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs