Jumat, 22 November 2024

Presiden Berharap Keseimbangan Sektor Kesehatan dan Perekonomian Tetap Terjaga

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden memberikan arahan dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2021, Rabu (25/8/2021), di Istana Negara, Jakarta. Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden menyatakan, perekonomian Indonesia berangsur membaik di tengah ketidakpastian situasi akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun lalu.

Indikatornya, pertumbuhan ekonomi mencapai angka 7,07 persen secara tahunan (year on year), dengan tingkat inflasi yang terkendali di angka 1,52 persen year on year pada kuartal kedua 2021.

Walau pun ada perbaikan, Presiden mengingatkan jajarannya tidak berpuas diri, dan selalu waspada terhadap berbagai risiko yang bisa menghantam perekonomian nasional.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden, pagi hari ini, Rabu (25/8/2021), dalam acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2021, di Istana Negara, Jakarta.

Menurut Presiden, rendahnya inflasi tidak selalu menggembirakan. Karena, bisa saja itu menandakan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas pada masa pandemi.

“Angka inflasi itu jauh di bawah target inflasi 2021 yaitu tiga persen. Tetapi, kita juga tahu bahwa inflasi yang rendah juga bisa bukan hal yang menggembirakan karena bisa saja ini mengindikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas,” ucapnya.

Maka dari itu, Presiden menekankan pentingnya keseimbangan antara sektor kesehatan dan perekonomian pada kuartal ketiga 2021.

Di satu sisi penyebaran Covid-19 harus tetap terkendali, dan di sisi lain roda perekonomian juga harus tetap bergulir.

Pada kesempatan itu, Presiden memberikan arahan khusus kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Presiden menginstruksikan TPIP dan TPID terus menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga barang, terutama barang kebutuhan pokok.

Jokowi menilai, di tengah menurunnya daya beli masyarakat, sangat penting menjaga stabilitas harga barang.

Kemudian, Presiden juga minta TPIP dan TPID proaktif mengembangkan sektor ekonomi yang semakin produktif.

Seperti, membantu meningkatkan produktivitas petani dan nelayan, serta memperkuat sektor UMKM supaya bisa bertahan dan naik kelas.

Lebih lanjut, Presiden berharap pandemi jadi memontum untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian.

Kepala Negara menyebut, di tengah pandemi, sektor pertanian mampu tumbuh positif di angka 2,95 persen pada kuartal pertama dan 0,38 persen di kuartal kedua 2021.

Jokowi yakin, pada kuartal ketiga 2021, sektor pertanian bisa tumbuh lebih baik lagi, karena besarnya potensi pasar di dalam mau pun luar negeri.(rid/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs