Sabtu, 23 November 2024

Pemkot Surabaya Masih Mendata Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19 yang Akan Dipenuhi Hak-Haknya

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Eri Cahyadi menyempatkan bermain dengan salah satu anak yang orangtuanya mennggal karena Covid-19. Sabtu (21/8/2021) Foto : Humas Pemkot

Pemerintah Kota Surabaya mengidentifikasi, ada sebanyak kurang lebih 1.400 keluarga di Surabaya yang terdampak Covid-19. Sejumlah anggota keluarga itu meninggal karena corona.

Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) telah menyurvei sekitar 600-an keluarga di antaranya. Sisanya masih dalam proses pendataan.

“Kami masih hitung berapa jumlah anaknya dari data 1.400 keluarga tadi. Dari situ kami bisa memetakan berapa yang masih SD, SMP, dan SMA,” kata Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya.

Eri menyatakan itu ketika mengunjungi sejumlah anak yatim dan yatim piatu akibat Covid-19 bersama Rini Indriyani istrinya dan Antik Sugiharti Plt Kepala DP5A, Sabtu (21/8/2021).

Mantan Kepala Bappeko Surabaya di era kepemimpinan Tri Rismaharini itu pun memastikan, Pemkot Surabaya akan memenuhi hak-hak anak-anak Surabaya yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19.

Salah satunya, Pemkot Surabaya akan membangun asrama untuk anak-anak itu dan menjamin kebutuhan pendidikannya sampai perguruan tinggi, sehingga mereka tetap memiliki kesempatan pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya.

Di asrama itu, pemkot akan terus memantau perkembangan mereka. Kalau pun anak-anak itu tidak tinggal di asrama, Pemkot Surabaya akan tetap membiayai pendidikan mereka sampai kuliah.

“Mereka bisa tinggal di asrama jika mereka mau. Kita akan jamin pendidikannya meski pun mereka tidak tinggal di asrama. Tidak hanya pendidikan saja, tapi bagaimana mereka semua akan mempunyai keterampilan agar dapat bersaing nantinya,” terangnya.

Eri bilang, anak-anak yang menjadi korban Covid-19 itu tetaplah merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan. Eri berjanji Pemkot Surabaya akan menerapkan intervensi yang sesuai untuk masa depan anak-anak itu.

Salah satu upaya untuk memberikan intervensi yang sesuai kepada mereka adalah dengan mengunjunginya. Saat berkunjung ke rumah sejumlah anak, Eri melihat langsung bagaimana kondisi mereka.

Ia bersama Rini istrinya, yang juga Ketua Tim Penggerak PKK menyempatkan diri mengobrol dan memberikan semangat kepada mereka serta memberikan bingkisan berupa jajanan, mainan, tas sekolah, dan alat tulis.

Saat berada di salah satu lokasi kunjungan, Eri Cahyadi beserta Rini Indriyani terlihat bercengkrama dan bermain dengan seorang anak berusia tiga tahun bernama Elen.

Elen yang mendapatkan bingkisan berupa mainan pun sangat antusias. Elen ternyata mahir berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Sehingga saat bermain, mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris.

Sebelum meninggalkan tempat, Eri pun memeluk anak itu dengan hangat.

Kepada warga yang belum disurvei oleh Pemkot Surabaya, Eri berpesan agar mereka melaporkan ke DP5A atau ke lurah maupun camat di wilayah masing-masing supaya bisa segera didata.

“Kesejahteraan warga merupakan yang utama bagi saya. Sekarang waktunya Surabaya sejahtera,” tuturnya.(man/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs