Jumat, 22 November 2024

Presiden Ingatkan Forkopimda Tetap Waspada Meski BOR dan Kasus Aktif Covid-19 Turun

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden memberikan pengarahan pada Forkopimda se-Jawa Timur, Kamis (19/8/2021), di Pendopo Ronggo Djoemeno, Kabupaten Madiun, Jatim. Foto: biro pers setpres

Joko Widodo Presiden mengingatkan seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Jawa Timur untuk tetap berhati-hati dan waspada, meskipun angka kasus aktif Covid-19 dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau BOR relatif menurun.

Hal itu dia sampaikan dalam pengarahannya kepada Forkopimda se-Provinsi Jawa Timur, Kamis (19/8/2021), di Pendopo Ronggo Djoemeno, Kabupaten Madiun.

“Yang disampaikan Ibu Gubernur Jatim tadi sudah turun, BOR-nya turun, kasus aktif turun. Tapi, saya minta, tetap minta semuanya hati-hati. Waspada mengenai yang namanya Covid-19 ini. Jangan sampai ada varian baru datang karena bermutasi dan kita tidak waspada tahu-tahu meledak menjadi jumlah yang sangat banyak,” ucapnya.

Untuk itu, Presiden meminta semua pemangku kepentingan di Jawa Timur turut serta dalam menangani pandemi Covid-19 ini dengan bertanggung jawab di wilayahnya masing-masing.

Pada kesempatan itu, Kepala Negara menyampaikan sejumlah arahan, antara lain meminta Pangdam dan Kapolda untuk menggerakkan unsur di bawahnya agar mengurusi tempat isolasi terpadu (isoter) bagi masyarakat yang terpapar.

“Kurangi yang isoman (isolasi mandiri), ditarik ke isolasi yang terpusat. Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran (Covid-19),” imbuhnya.

Kedua, Presiden meminta agar vaksinasi dipercepat dan meminta seluruh bupati/wali kota untuk segera menghabiskan stok vaksin.

Pada Agustus ini, kata Jokowi, Indonesia akan kedatangan sedikitnya 72 juta dosis vaksin. Kemudian pada September akan datang 70 juta dosis vaksin.

“Yang biasanya itu sebulan hanya 8 juta (dosis vaksin), 10 juta (dosis vaksin), selama tujuh bulan kita hanya dapat 68 juta (dosis vaksin). Berarti per bulan kira-kira hanya 10 juta (dosis vaksin). Ini 72 (juta dosis vaksin), 70 juta (dosis vaksin), sehingga cepat habiskan,” ujarnya.

Ketiga, Presiden menyoroti tingginya angka kematian di Jawa Timur yang mencapai 7,1 persen.

Menurutnya beberapa kemungkinan penyebab tingginya angka kematian ini antara lain karena mereka yang isoman tidak segera dibawa ke isoter.

Selain itu, mereka yang bergejala berat terlambat dibawa ke rumah sakit.

“Saturasinya sudah turun baru dibawa ke rumah sakit, terlambat, yang banyak di situ. Yang kedua komorbid-nya. Dua ini menurut saya (penyebab) kenapa (angka kematian) tinggi. Sehingga, sekali lagi, isolasi terpusat itu betul-betul menjadi kunci, baik untuk penyebaran, juga untuk menekan angka kematian. Di saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah berat,” jelasnya.

Presiden juga meminta agar para unsur pemerintah dan TNI-Polri di daerah mengerti betul detail di lapangan terkait penanganan Covid-19.

Dengan menguasai kondisi di lapangan, langkah antisipasi dan respons yang tepat terhadap perubahan situasi bisa segera dilakukan.

“Jangan sampai kita enggak tahu posisinya, kemudian virusnya masuk, baru kita grobyakan. Ini jangan sampai terjadi. Saya sekali lagi hanya titip untuk urusan Covid ini tiga hal. Yang pertama, pindahkan yang isoman ke isoter di semua kabupaten dan kota. Pindahkan semua yang isoman, masuk ke isoter. Yang kedua, vaksinasi yang dipercepat, kecepatan vaksinasi, ini menjadi kunci. Yang ketiga, yang berkaitan dengan obat jangan sampai terlambat. Sudah masuk ke isolasi terpusat, obatnya segera diberikan,” pungkasnya.(rid/dfn/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs