Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggagas peluncuran dan bedah buku “Peluang Karier Industri Film Indonesia” yang terintegrasi dalam tiga jilid buku. Kegiatan tersebut bertujuan menyosialisasikan dan memberikan akses kepada para pelaku film, pemangku kepentingan, komunitas, dan masyarakat umum.
Nadiem Anwar Makarim Mendikbudristek mengatakan, satu di antara upaya yang telah diinisiasi oleh insan perfilman di tengah kecamuk pandemi ini penting sebagai rujukan bagi para pelaku perfilman nasional.
“Hadirnya tiga jilid buku Peluang Karier Industi Film Indonesia ini dapat jadi rujukan baik di dalam dunia pendidikan maupun industri perfilman,” ujar Nadiem di Jakarta, Kamis (19/8/2021).
Mendikbudristek mengapresiasi upaya para insan perfilman dan berharap buku yang disusun sejak 2020 ini dapat memperkaya wawasan para pelaku industri perfilman, terutama pemahaman tentang ragam profesi, regulasi, serta istilah-istilah yang saat ini berkembang dalam industri perfilman nasional.
Nadiem menegaskan, dalam membangun dunia perfilman yang berkualitas, diperlukan pembinaan terhadap sumber daya manusia di bidang perfilman yang konsisten disertai dengan semangat juang yang tinggi, gotong royong, dan inovasi dari pemerintah bersama segenap insan perfilman nasional.
“Semangat yang terus tumbuh di tengah berbagai tantangan ini perlu dijaga, salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) perfilman. Oleh karena itu, Kemendikbudristek bersama segenap insan perfilman memiliki tanggung jawab untuk memastikan agar kualitas SDM perfilman terus terjaga,” jelasnya.
Dia berharap, peluncuran buku ini bisa membuka jalan bagi produksi pengetahuan lainnya di industri film dan menjadi penghubung antara dunia pendidikan dengan dunia industri perfilman.
“Saya berharap buku ini akan terus memberikan manfaat dan dapat dinikmati masyarakat secara luas. Selamat membaca dan semangat menebarkan kebaikan,” pungkas Nadiem.
Sementara, Hilmar Farid Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan mengatakan, penyusunan buku tentang perfilman ini diinisiasi atas dasar pentingnya memberikan pemahaman yang lebih praktis kepada masyarakat dan membuka mata semua pihak yang terlibat dalam produksi film.
“Ini (panduan) kalau mau produksi yang proper. Kalau kita mau mengejar kualitas maka buku ini bisa menjadi landasannya,” jelasnya.
Namun, dia juga mengingatkan, sebelum memproduksi film, harus memperhatikan kanal/media yang akan digunakan untuk memutar film tersebut. Hal ini agar investasi dalam produksi film sesuai sasaran.
Judi Wahjudin Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan menjelaskan bahwa terbitnya buku ini menunjukkan bahwa insan perfilman yang dimotori oleh berbagai organisasi profesi bidang perfilman telah bahu membahu menyusun berbagai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI) dalam bidang perfilman. Penyusunan standar bertujuan menjaga kualitas tenaga di bidang perflman dan menjadi satu standar minimal yang menjadi acuan.
Menurut Judi, upaya ini penting dilakukan karena selain untuk menjaga kualitas produk perfilman Indonesia juga agar para pelaku profesi perfilman memiliki kesiapan untuk bersaing dalam dunia kerja internasional. Upaya standarisasi dan peningkatan kompetensi bagi insan perfilman Indonesia, lanjutnya, telah dilaksanakan oleh Kemendikbudristek melalui Pusat Pengembangan Perfilman dengan penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Peta Okupasi, dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
“Upaya ini dilanjutkan oleh Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan yang telah ikut mengawal disahkannya KKNI dan sejak tahun lalu telah memfasilitasi pelaksanaan Sertifikasi Profesi Bidang Perfilman dan penyusunan buku “Peluang Karier Industri Film Indonesia” yang akan diluncurkan pada hari ini,” imbuhnya.
Dari tiga jilid buku, jilid pertama membahas ragam profesi dalam industri perfilman. Di jilid kedua, berisi himpunan regulasi dalam bidang perfilman. Sementara itu, jilid ketiga memuat daftar istilah atau glosarium dalam industri perfilman. Kehadiran tiga jilid buku ini penting sebagai referensi bagi pelaku perfilman, penikmat film, dan yang terpenting adalah dunia pendidikan.
“Kami sangat mengapresiasi tersusunnya buku Peluang Karier Industri Film Indonesia. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada para penyusun, narasumber, dan tim yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini,” kata Judi.(faz/dfn/ipg)