Sabtu, 23 November 2024

Pandemi, Anak-anak Sampaikan Hak-haknya di MMSA 2021

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Anak-anak saat mempersiapkan MMSA 2021 didukung Unicef. Foto: Humas JSA

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir 18 bulan (sejak Maret 2020) membuat hak-hak anak terabaikan. Mulai dari hak pendidikan, hak partisipasi, hak bermain dan banyak hak-hak anak seperti amanat Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun /2002.

UNICEF (United Nation Children’s Fund) menggandeng Akatara JSA (Jurnalis Sahabat Anak) mencoba mengangkat ke permukaan masalah pemenuhan hak anak di masa pandemi. Anak-anak difasilitasi untuk menyuarakan apa yang mereka rasakan selama pandemi. Termasuk apa yang mereka ingin katakan dan usulkan kepada para orang dewasa dan pemerintah.

“Kegiatan Mendengar dan Menjawab Suara Anak merupakan cara kami memberikan anak-anak kesempatan untuk mengekspresikan perasaan maupun pengalaman mereka selama situasi pandemi ini,” terang Ermi Ndoen, Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Surabaya, Rabu (18/8/2021).

Peserta dari anak-anak sedikitnya berjumlah 36 anak dari jenjang SD, SMP dan SMA sederajat. Ada dua anak difabel yang turut ambil bagian. Semua anak itu berasal dari empat daerah di Jawa Timur, yakni Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi dan Kota Surabaya.

Selain peserta anak-anak, dijadwalkan akan ada empat kepala daerah di Jawa Timur yang dihadirkan untuk mendengar curahan hati dan pikiran anak-anak. Mereka adalah Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim, Ipuk Fiestiandani Bupati Banyuwangi, Baddrut Tamam Bupati Pamekasan dan Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya.

“Melalui kegiatan ini, para kepala daerah yang hadir akan mendengar langsung apa yang dirasakan oleh anak-anak, termasuk bagaimana anak-anak melakukan berbagai kreativitas dalam mengatasi kejenuhan di masa pandemi ini,” sambung Ermi Ndoen.

Acara Mendengar dan Menjawab Suara Anak (MMSA) 2021 benar-benar diperuntukkan bagi anak-anak. Untuk itulah dalam konsepnya, para kepala daerah tidak memberikan paparan atau pidato. Mereka akan lebih banyak mendengar dan mencatat apa yang dirasakan anak-anak ini. Lalu, para kepala daerah akan menanggapinya sebagai respon atas suara anak.

Anak-anak nanti juga akan menujukkan kreasi mereka dalam menyuarakan isi pikiran dan isi hati mereka. Kemasan kreatif khas anak-anak bakal membuat suasana lebih semarak dan gembira, tanpa melupakan etika dan kesopanan.

Anak-anak telah melakukan persiapan untuk mengemas penyampaian suara mereka secara kreatif semenjak 7 Agustus 2021 lalu. Mereka menyusun beragam sesi dan tahapan, termasuk tema yang akan mereka sampaikan.

Dari seluruh rangkaian curahan hati dan pikiran manusia berusia di bawah 18 tahun ini, diharapkan para kepala daerah bisa menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan menyangkut hak anak, terutama dimasa pandemi.

“Komitmen kepala daerah untuk mendengarkan suara anak, merupakan wujud penting dalam upaya pemenuhan hak anak dan kebijakan yang memastikan kepentingan terbaik bagi anak-anak,” harap Ermi Ndoen.

Wadah mencurahkan isi hati dan pikiran anak-anak ini dikemas dalam bentuk berkumpul sambil bermain. Nama acaranya Mendengar dan Menjawab Suara Anak (MMSA) 2021. Even dilaksanakan pada Kamis 19 Agustus 2021 Pukul 08.45 WIB secara daring (online).(tok/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs