Sabtu, 23 November 2024

Eri Cahyadi: Kesempurnaan Pemerintah dari Warganya yang Penuh Empati

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat menjadi narasumber Live Instagram KelaSS Pintar 'Surabaya Bangkit' pada Rabu (18/8/2021) sore. Foto: Tina suarasurabaya.net

Kasus Covid-19 di Kota Surabaya pada beberapa waktu terakhir mengalami penurunan. Kota Surabaya dari yang sebelumnya zona merah, sekarang turun menjadi zona oranye. Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, saat ini kasus Covid-19 di Surabaya sudah menurun. Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) pun sudah turun hingga mencapai 50 persen.

“Kondisi Surabaya saat ini BOR RS sudah 50 persen, jadi sudah turun jauh. Dulu pas puncak-puncaknya 10-11 ribu kasus, sekarang kumulatifnya 3 ribuan kasus… Mulai Agustus turunnya sangat drastis meski belum sempurna,” kata Eri saat menjadi narasumber KelaSS Pintar ‘Surabaya Bangkit’ di live instagram @suarasurabayamedia, Rabu (18/8/2021) sore.

Kini, saatnya Pemerintah Kota Surabaya kembali memulihkan ekonomi pascagelombang kedua pandemi beberapa waktu lalu, yang terdampak akibat pembatasan PPKM Darurat dan PPKM Level 4. Salah satunya dengan mendorong pertumbuhan UMKM agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut terlibat membangkitkan ekonomi masyarakat kecil, salah satunya dengan membeli toko kelontong.

Pemkot Surabaya pun sudah memberikan contoh, yakni dengan meminta para ASN di lingkup Pemkot Surabaya untuk memenuhi kebutuhan dengan membeli di toko kelontong dan menggunakan produk UMKM.

“Nama-nama pegawai negeri (ASN Kota Surabaya) sudah ter-connect ke toko kelontong, jadi biar sing sugih duwe empati (yang kaya punya empati),” ujarnya.

Sebelumnya, ASN Pemkot Surabaya juga telah diwajibkan memakai produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai upaya membangkitkan perekonomian di Kota Surabaya di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, Eri juga meminta UMKM agar meningkatkan kualitas produksinya agar bisa diterima oleh pasar.

“Contoh pembuatan masker dilakukan oleh UMKM, kebutuhan konsumsi pemkot dari UMKM…. Seragam, sepatu pegawai harus (beli) di UMKM. Pemerintah juga harus hadir di sana,” tambahnya.

Tak hanya itu, mereka juga menyisihkan sedikit rezekinya untuk diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. “Saya mengumpulkan PNS, (gaji) mereka dipotong Rp100 ribu per bulan. Saya sampaikan, bahwa dibanding yang lain, ASN lumayan tidak terdampak,” kata Eri.

Tak hanya bagi pelaku UMKM, ia juga akan mengundang para pengusaha di Surabaya untuk duduk bersama dalam mendiskusikan upaya untuk membangkitkan ekonomi di Surabaya.

“Sudah ada penghapusan retribusi, seperti ultah Surabaya kemarin beberapa pajaknya kita hapus karena pengusaha juga yang menggerakkan roda ekonomi di Surabaya. Saya akan mengundang mereka, sebenarnya apa yang mereka minta,” imbuhnya.

Disnaker Surabaya memiliki data terkait warga yang kehilangan pekerjaan karena pandemi. Nantinya, data tersebut diolah dan diajukan ke perusahaan-perusahaan terkait.

“Kita sudah punya nama-namanya di Disnaker, kebutuhan pemerintah berapa sudah kita combine. Mendata posisi MBR berapa, yang kena PHK berapa,” tambah Eri.

Ia kembali mengingatkan warga Surabaya agar percaya diri untuk bangkit di tengah pandemi Covid-19. Sebelumnya ia juga menyemangati organisasi sosial atau kelompok sosial untuk ikut andil bagian menggerakkan roda ekonomi di Surabaya dengan membentuk UMKM.

Eri juga mengapresiasi bagi para relawan dan donatur, yang telah ikut membantu penanganan Covid-19 di Kota Surabaya.

“Tidak ada pemerintah yang sempurna, kesempurnaan pemerintah ada dari warganya yang penuh empati,” ucapnya.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs