Sabtu, 23 November 2024

Siapkan Rp2 Triliun, Bank Mandiri Kembangkan Layanan untuk Milenial dan Gen Z

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Generasi Milenial dan Gen-Z mendominasi populasi dan meningkatkan kebutuhan perbankan digital. Foto: Pixabay

Hasil riset Brookings Institution, Organisasi Kebijakan Publik AS, dalam 15 tahun terakhir, ekonomi digital global tumbuh 2,5 kali dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) pada 2019 mencapai USD11,5 triliun atau 15,5 Persen PDB dunia.

Pandemi Covid-19 menjadi akselerator digitalisasi di berbagai industri, termasuk sektor keuangan dan perbankan, sebagaimana hasil studi Google, Temasek, dan Bain & Company yang mana ekonomi digital disebut tumbuh mencapai 11 persen.

Sementara itu, jumlah populasi generasi milenial dan Gen Z, yang menjadi pemicu perkembangan gaya hidup digital di Tanah Air, sudah hampir 54 persen atau menjadi mayoritas berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020 yang dikeluarkan oleh BPS.

Data-data itu mengisyaratkan, kebutuhan masyarakat akan layanan ekonomi digital semakin masif di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Bank Mandiri bahkan meyakini, akselerasi ekonomi digital akan berlanjut setelah pandemi berakhir.

Timothy Utama Direktur Information Technology Bank Mandiri menyatakan, meningkatnya nasabah atau calon nasabah Milenial dan Gen Z di tahun-tahun berikutnya menggeser kebutuhan layanan perbankan konvensional.

Tidak hanya untuk menabung, mengambil kredit konsumen, atau melakukan berbagai transaksi keuangan, perbankan juga dituntut memenuhi kebutuhan gaya hidup lain, termasuk kebutuhan investasi.

“Baik reksadana, obligasi, saham, dan lain-lain. Untuk itu Bank Mandiri menyiapkan roadmap strategi digital untuk memenuhi semua kebutuhan nasabah akan layanan digital banking,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/8/2021).

Bank Mandiri, kata Timothy, bahkan sudah menganggarkan capital expenditure sebesar Rp2 triliun untuk pengembangan digital banking, capabilities, dan infrastruktur, dengan tiga poin utama strategi pengembangan digital perseroan.

Poin pertamanya, Bank Mandiri akan memastikan kesiapan layanan digital yang dimiliki agar menjadi unggulan dengan tetap mempertimbangkan aspek core banking dan sistem yang sudah ada.

Dengan infrastruktur yang memadai, Timothy meyakinkan, layanan digital Bank Mandiri akan memiliki performa tinggi untuk melayani para nasabah dan calon nasabah dari generasi yang sangat digital native, juga bagi para mitranya.

Poin Kedua, Bank Mandiri mentransformasi pengembangan produk/layanan perbankan yang awalnya tradisional menjadi produk yang sepenuhnya digital native.

Dengan demikian, nasabah bisa mengakses layanan digital Bank Mandiri dari mobile apps dengan lebih nyaman dan aman.

Poin terakhir, semua channels layanan perbankan di Bank Mandiri akan diperbaharui sesuai kebutuhan nasabah. Sehingga layanan digital Bank Mandiri bisa setara atau lebih baik dari layanan fintech, dengan perlindungan data nasabah yang lebih baik.

Bank Mandiri pun mengandalkan Aplikasi Livin’ by Mandiri yang dikenalkan sejak awal 2021 lalu untuk menyongsong era perbankan digital. Respons masyarakat atas Livin’ by Mandiri, menurut Timothy, sangat tinggi.

Saat ini pengguna aktif aplikasi itu sudah mencapai 7,1 juta. Transaksi lewat aplikasi Livin’ by Mandiri juga diklaim sudah lebih tinggi dari transaksi melalui ATM Bank Mandiri dan ATM Bersama.

Pada kuartal II 2021, transaksi di ATM mencapai Rp210 triliun, sedangkan transaksi melalui Livin’ by Mandiri sudah melampaui lebih dari 1,5 kali lipat yakni mencapai Rp388 triliun.

Dari sisi jumlah transaksi, Livin’ by Mandiri diklaim lebih digemari nasabah dengan total transaksi finansial menembus 235 juta pada kuartal II 2021. Ini melampaui transaksi di ATM Bank Mandiri yang hanya 206 juta.

“Tingginya respon masyarakat atas layanan Livin’ by Mandiri membuat kami memperkuat komitmen untuk meng-upgrade aplikasi dengan target menjadi super app perbankan pada kuartal akhir tahun ini,” ujar Timothy.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs