Bob Dylan, penyanyi dan penulis lagu legendaris, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis berusia 12 tahun pada tahun 1965.
“Bob Dylan berteman dan menjalin hubungan emosional dengan penggugat selama periode enam minggu antara April dan Mei 1965,” tulis dokumen pengadilan yang diajukan atas nama JC di Mahkamah Agung Manhattan pada Jumat (13/8/2021), seperti dikutip Antara dari laporan pertama Page Six, Selasa (17/8/2021).
Lanjut dokumen itu, musisi yang menembangkan lagu “Blowin’ in the Wind” itu diduga menggunakan status bintangnya untuk merawat, mendapatkan kepercayaan, dan mengendalikan korban sebagai bagian dari rencananya untuk melecehkan dan melecehkannya secara seksual.
Gugatan tersebut menuduh laki-laki bernama asli Robert Allen Zimmerman itu memberi obat-obatan dan alkohol sebelum melecehkan JC secara seksual di apartemennya di Hotel Chelsea pada tahun 1965.
Ancaman kekerasan fisik yang diterima JC membuatnya terluka secara emosional dan psikologis hingga hari ini.
Melalui dokumen gugatan tersebut, JC mengatakan efek emosional dari dugaan pelecehan telah berlangsung lama hingga harus mencari perawatan medis. JC adalah seorang perempuan yang kini berusia 68 tahun.
“Dia memberikan banyak informasi terperinci mengenai waktu yang dipermasalahkan yang tidak meninggalkan keraguan bahwa dia bersamanya di apartemen selama waktu yang bersangkutan,” kata Daniel Isaacs, pengacara JC.
Ia menyebut bahwa proses verifikasi yang detail bisa didapatkan melalui penelitian. Isaacs mengatakan saat ini kliennya tidak memiliki rencana untuk go public dan menolak berkomentar tentang mengapa kliennya mengajukan gugatan setelah bertahun-tahun kemudian.
JC mengajukan gugatan terhadap Dylan di bawah Undang-Undang Korban Anak New York yang memungkinkan korban pelecehan masa kanak-kanak untuk mengajukan gugatan terhadap penyerang terlepas dari berapa lama klaim itu terjadi.
Undang-Undang ini disahkan pada 2019 dan batas waktu untuk mengajukan gugatan ditutup pada Jumat (13/8) tengah malam waktu setempat.
Sementara itu, juru bicara Dylan mengatakan kepada The Post, Senin (16/8/2021), bahwa klaim peristiwa yang sudah berlalu 56 tahun ini tidak benar dan akan dipertahankan dengan penuh keyakinan.(ant/iss)