Sabtu, 23 November 2024

Ekonomi Jatim Tumbuh 7,05 Persen, Khofifah: Realisasi Belanja Pemerintah Tekan Angka Kemiskinan

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mampu melesat hingga 7,05 persen (y-o-y).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi di provinsi ini pada triwulan II 2021 mencapai 7,05 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Pencapaian pertumbuhan ekonomi ini jadi kabar gembira bagi Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur di tengah upaya penanganan Covid-19 dan penerapan PPKM Darurat juga PPKM Level 4.

Khofifah menyampaikan rasa syukurnya, sebab, kata dia, di tengah penanganan Covid-19, ekonomi Jatim naik menjadi penyumbang ekonomi terbesar kedua setelah DKI Jakarta.

Mengutip data BPS, kontribusi Jatim terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa sebesar 24,93 persen. Secara nasional, kontribusi Jatim sebesar 14,44 persen.

“Perkembangan ini menunjukkan, perekonomian Jatim terus bangkit dan mengalami perbaikan meski belum bisa kembali seperti sebelum pandemi,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/8/2021).

Pertumbuhan ekonomi yang bergerak positif sebesar 1,78 persen (q to q) dan meningkat 3,2 persen (c to c) itu, menurutnya ditopang oleh sejumlah sektor utama.

Antara lain berdasarkan lapangan usaha sektor industri pengolahan dengan kontribusi terbesar terhadap struktur PDRB Jatim mencapai 30,23 persen dengan laju pertumbuhan 6,85 persen (y-o-y).

Selanjutnya sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor yang berkontribusi 18,28 persen terhadap PDRB dengan laju pertumbuhan 13,64 persen (YoY).

Kemudian, kontribusi tertinggi ketiga terhadap PDRB Jatim adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, yakni 12,37 persen dengan laju pertumbuhan minus 3,14 persen (YoY).

“PDRB Jatim sesungguhnya ditopang cukup besar oleh sektor pertanian. Namun, masa panen raya yang terjadi di triwulan I menyebabkan kontraksi di triwulan II,” kata Khofifah.

Agregat demand yang semakin besar pada Triwulan II menurutnya juga menandai pemulihan ekonomi Jawa Timur yang terindikasi terjadi secara merata.

Mulai investasi yang naik 1,77 persen, konsumsi naik 5,24 persen, dan ekspor yang mencapai 21,16 persen.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II, kata dia, juga menjadi potret daya beli masyarakat Jatim yang cukup tangguh di masa pandemi.

Menurutnya, itu terlihat dari struktur PDRB Jatim triwulan II yang disokong oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebesar 59,78 persen dengan laju pertumbuhan 5,24 persen (YoY).

Selanjutnya komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi sebesar 25,98 persen dengan laju pertumbuhan di triwulan II sebesar 1,77 persen (YoY).

Dari sisi pengeluaran, dia mengeklaim, belanja pemerintah pada triwulan II juga berkontribusi cukup signifikan terhadap geliat ekonomi masyarakat.

Dalam struktur PDRB Jatim triwulan II, kontribusi belanja pemerintah mencapai 5,44 persen dengan laju pertumbuhan 0,01 persen (YoY).

Laju pertumbuhan juga dia nilai signifikan pada periode antara triwulan I dan triwulan II (Q-to-Q) sebesar 27,46 persen.

Berdasarkan catatan BPS yang dikutip Khofifah, pertumbuhan positif belanja pemerintah itu didukung realisasi APBD provinsi yang meningkat 95 persen dan realisasi APBD kabupaten/kota yang meningkat 143 persen.

“Pemprov terus memaksimalkan belanja daerah sebagai stimulus perekonomian masyarakat. Alhamdulillah, realisasi belanja daerah hingga 5 Agustus ini mencapai 44,29 persen dan pendapatan daerah mencapai 61,04 persen,” ujarnya.

Dia mengeklaim, kedua pencapaian ini merupakan kinerja luar biasa yang dilakukan seluruh OPD di Pemprov Jatim serta kolaborasi yang baik dengan DPRD Jatim dan seluruh stakeholder Forkopimda Jatim.

Realisasi belanja pemerintah ini, kata dia, secara tidak langsung juga berdampak pada perbaikan indikator kesejahteraan masyarakat yang ditandai penurunan kemiskinan sebesar 0,06 persen pada Maret 2021 menjadi 11,4 persen.

Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut menegaskan, pertumbuhan ekonomi yang terus bergerak positif ini harus tetap dibarengi dengan upaya maksimal penanganan Covid-19.

Karena itu, Pemprov bersama Forkopimda Jatim serta stakeholder dari berbagai komponen berupaya melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 untuk mengejar terwujudnya herd immunity.

“Kami optimistis bisa menginjak gas lebih kencang lagi jika herd immunity sudah tercapai. Namun, rem tetap harus berimbang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pandemi ini belum selesai, jangan longgarkan dulu masker kita, tetap menjaga jarak dan hindari kerumunan,” ujar  Khofifah.(man/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs