Siti Nadia Tarmizi Juru Bicara Kementerian Kesehatan urusan Vaksinasi Covid-19 mengatakan, vaksin dosis pertama yang disuntikkan ke tubuh seseorang bisa membentuk antibodi.
Menurutnya, efektivitas vaksin dosis pertama tidak terganggu walau pun seseorang terlambat menerima suntikan vaksin dosis kedua.
Dokter Nadia mengatakan, selama masih dalam periode yang direkomendasikan para ahli, keterlambatan vaksin dosis kedua tidak akan mengurangi efektivitas vaksin.
“Keterlambatan penyuntikan vaksin dosis kedua, selama masih dalam waktu yang direkomendasikan para ahli, masih aman, tidak akan mengurangi efektivitas vaksin pertama,” ujarnya melalui pesan tertulis, Rabu (4/8/2021).
Untuk vaksin Sinovac, jarak penyuntikan yang direkomendasikan dari dosis pertama sampai dosis kedua selama 28 hari.
Sedangkan Vaksin AstraZeneca, jeda waktu suntikan dosis pertama dan kedua antara dua sampai tiga bulan.
Khusus untuk penyintas Covid-19 yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama sebelum terinfeksi Virus Corona, bisa melanjutkan vaksinasi dosis kedua, tidak perlu mengulang sesudah tiga bulan sembuh.
Lebih lanjut, Nadia menyatakan pemerintah terus berupaya menambah ketersediaan vaksin untuk mempercepat pelaksanaan program vaksinasi massal.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per hari Selasa (3/8/2021), Penduduk Indonesia yang sudah mendapat suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 48,1 juta orang atau 23,10 persen.
Sementara penduduk yang sudah menerima vaksin dosis kedua baru sekitar 21,4 juta orang atau 10,29 persen dari target sebanyak 208 juta orang yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.(rid/tin/ipg)