Sabtu, 23 November 2024

AMSI Bentuk Crisis Center Covid-19

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Peluncuran AMSI Crisis Center dilaksanakan pada Selasa, 27 Juli 2021, bersamaan dengan Diskusi Publik “Edukasi Penanganan Covid-19 bagi Pekerja Media”. Foto: Istimewa

Meningkatnya jumlah pasien akibat mutasi virus SAR-CoV-2, termasuk pada pekerja media dan keluarga, menggerakkan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) membentuk AMSI Crisis Center Covid-19. Peluncuran AMSI Crisis Center dilaksanakan pada Selasa, 27 Juli 2021, bersamaan dengan Diskusi Publik “Edukasi Penanganan Covid-19 bagi Pekerja Media”.

Sebagai satu di antara sektor esensial yang tidak bisa berhenti saat kondisi bencana, termasuk pandemi Covid-19. Upi Asmaradhana, Koordinator Utama AMSI Crisis Center Covid-19 mengatakan Tim Crisis Center dibentuk sebagai respon dari meningkatnya jumlah pekerja media yang terpapar Covid-19.

“Tim ini akan memberikan edukasi (preventif) pada anggota yang terpapar agar cepat pulih, dengan harapan menurunkan angka fatalitas dan ke depan tidak ada lagi anggota yang terpapar. Ini adalah upaya di tengah keterbatasan kondisi saat ini,” kata Upi.

Wenseslaus Manggut Ketua Umum AMSI menambahkan, Tim Crisis Center ini berupaya membantu anggota.

“Kami ini membantu pekerja media yang bingung saat awal terpapar, baik dari aspek medis, psikologi dan lain-lain sehingga membutuhkan kolaborasi dengan para ahli,” ujarnya.

Sementara itu Mohammad Nuh Ketua Dewan Pers saat membuka sekaligus meluncurkan AMSI Crisis Center Covid-19 menyampaikan, pembentukan AMSI Crisis Center ini adalah langkah nyata.

“Dewan Pers menyampaikan penghargaan atas upaya untuk meringankan beban (pekerja media) ini,” ujarnya.

Menurut Nuh, saat kondisi turbulensi Covid-19 ini diperlukan upaya-upaya bersama yang tepat sesuai kasus yang dihadapi.

“Diperlukan inovasi atau terobosan baru untuk menyelesaikan masalah baru (Covid-19), yang saat ini masih menjadi misteri ini. Perlu pendekatan multisektor, dilakukan bersama-sama didasari empati. AMSI Crisis Center-19 ini adalah bentuk empati,” jelasnya.

Panelis yang diskusi yang hadir dalam diskusi ini adalah dr. Adib Khumaidi, SpOT (Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia), Sani Budiantini Hermawan, S.Psi. (Psikolog Sadari.id), dan dr. Widjanarko Brotosaputro (Direktur Pyridam Farma), dan Dr. dr. Lia G. Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS (Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia-PERSI).

Adib Khumaidi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan, konsep yang dibuat AMSI sejalan dengan yang akan didorong IDI yaitu penguatan civil society untuk menjaga anggota komunitas dari risiko paparan, sakit dan mengurangi tingkat keparahan dan meninggal.

“Dari IDI kami siap mendukung agar pekerja media tetap sehat melalui telemedicine atau konsultasi. Karena virus ini akan terus bermutasi, yang bisa diintervensi adalah lingkungan dan orang-orangnya, dengan membuat aturan (standar operasional prosedure/ SOP) untuk mengurangi risiko paparan,” ujarnya.

AMSI Crisis Center Covid-19 dipimpin Koordinator Utama yaitu Upi Asmaradhana (CEO KGI Network), dengan melibatkan pengurus AMSI pusat dan daerah, serta para ahli di bidangnya masing-masing seperti dokter, psikolog, agamawan dll.

“Saat ini Tim Crisis Center terus menjajaki kerja sama dengan pihak-pihak lainnya,” kata Upi Asmaradhana.(faz/dfn/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs