Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksikan puncak musim kemarau di wilayah Jawa Timur akan terjadi di bulan Agustus.
Teguh Tri Susanto Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda mengatakan itu saat dihubungi Suara Surabaya, Selasa (27/7/2021) malam.
“Kita prediksikan sesuai dengan perkiraan puncak kemarau di wilayah Jatim jatuh di bulan Agustus nanti,” kata Teguh.
Salah satu fenomenanya adalah terjadi perbedaan suhu yang cukup signifikan di siang dan malam hari. Pada siang hari suhu udara terasa panas, dan malam suhu terasa dingin.
Posisi matahari di bulan Juli, kata Teguh, menuju utara sehingga menyebabkan beberapa wilayah di antaranya Bali, Jawa dan Nusa Tenggara memasuki musim kemarau, dengan puncaknya nanti di bulan Agustus.
Sedangkan untuk musim hujan, diprakirakan akan turun di dasaran pertama bulan November. Ini sesuai dengan prediksi selama 30 tahun terakhir, di mana musim hujan jatuh di bulan November.
Dalam kesempatan itu pihaknya juga mengatakan tentang fenomena Aphelion, di mana posisi matahari berada di titik terjauh dari bumi adalah fenomena alam yang normal dan tidak berpengaruh pada bumi.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat dapat mengantisipasi perubahan musim ini.
“Yang perlu diantisipasi adalah kalau siang panas. Memang kalau gak jaga kondusi betul bisa drop. Tingkatkan konsumsi makan dan vitamin untuk menghadapi cuaca dan iklim,” paparnya.(dfn/ipg)