Sabtu, 23 November 2024

Dugaan Beda Data Covid-19, Begini Respons Khofifah

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur merespons adanya pemberitaan tentang dugaan perbedaan data kematian Covid-19 di Jawa Timur.

“Pemprov Jawa Timur menjunjung tinggi transparansi data Covid-19 yang notabene menjadi parameter penanggulangan dan kebijakan,” kata Khofifah dalam unggahan Instagram pribadinya, Selasa (27/7/2021).

Khofifah juga menyatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyajikan data harian sesuai laporan pemerintah kabupaten dan kota yang bisa diakses siapa saja melalui laman internet.

“Kami berkomitmen menyajikan data yang reliable, realtime, serta interoperable mengenai kondisi Pandemi Covid-19 di Jatim sesuai dengan laporan 38 kabupaten/kota setiap harinya. Data tersebut bisa diakses siapapun melalui kanal infocovid19.jatimprov.go.id,” tulisnya.

Dalam infografis yang diunggah Khofifah juga tertulis ada lebih dari 80 variabel dari tiap kabupaten/kota di Jawa Timur yang dibuka secara publik dan dapat diakses siapa saja.

Data itu meliputi jumlah total kasus dan kasus tambahan harian, kontak erat, testing, juga jumlah yang dirawat dan sedang isolasi mandiri.

“Ini system terlengkap di Indonesia,” klaimnya.

Sebelumnya, dokter Sutrisno, Sp.OG (K). Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur meminta kepala daerah, baik bupati, wali kota, juga gubernur tidak menutup-nutupi dan tidak takut melaporkan data riel kematian akibat Covid-19 di wilayahnya.

Salah satu yang dia tekankan, dan bisa diamati semua orang, adalah jumlah pemakaman di tempat-tempat pemakaman Covid-19, dibandingkan dengan jumlah kematian dalam data kematian harian yang dimiliki pemerintah.

Di Jawa Timur sendiri, terutama di Surabaya, menurutnya jumlah pemakaman baru yang menerapkan protokol Covid-19, jumlahnya bisa 20-30 kali lipat dari data yang ada.

Dia menjelaskan fakta yang terjadi di lapangan. Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit penuh. Pasien harus antre sehingga banyak yang meninggal di ambulans, IGD, bahkan di rumah karena tidak mendapat tempat di rumah sakit.

Fakta lain yang dia sebutkan adalah lonjakan angka kesakitan dan kematian tenaga kesehatan yang menurut data yang dia miliki sangat signifikan pada bulan Juli 2021 ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperluas definisi kematian Covid-19 hingga mencakup kasus terduga alias suspek dan probable.

Sementara, kebijakan di dalam negeri masih belum memasukkan data kedua jenis status itu selama belum terkonfirmasi positif dengan hasil tes usap.(iss/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs