Sabtu, 23 November 2024

Khofifah Ajak Masyarakat Gencarkan Vaksinasi Covid-19 demi Melindungi Anak

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Gubernur Jatim saat menyaksikan vaksinasi Covid-19 terhadap anak di atas usia 12 tahun. Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menekankan tentang pentingnya memahami dan mengimplementasikan makna Hari Anak Nasional (HAN) 2021 pada seluruh elemen warga Jawa Timur.

Peringatan HAN 2021 yang jatuh pada hari ini, Jumat (23/7/2021), mengangkat tema ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’ serta mengusung tagar #AnakPeduliMasaPandemi.

Menurut Khofifah, peringatan HAN 2021 menjadi momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen bangsa dalam menjamin pemenuhan hak-hak anak.

Baik dalam hal hak atas hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan HAN kali ini penuh tantangan karena Pandemi Covid-19, terutama varian delta yang juga menjangkiti anak,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (23/7/2021).

Implikasi pandemi Covid-19 bagi anak, kata Khofifah, begitu besar. Banyak anak mengalami berbagai persoalan, salah satunya, misalnya, masalah pengasuhan karena orangtuanya Positif Covid-19.

“Lalu, kurangnya kesempatan bermain dan belajar, dan meningkatnya kasus kekerasan selama pandemi akibat penerapan kebijakan jaga jarak maupun belajar dan bekerja di rumah,” katanya.

Tidak hanya itu, berdasarkan laporan Komite Penanganan Covid-19 Nasional di laman covid19.go.id, per tanggal 21 Juli 2021 tercatat sebanyak 249.242 kasus kasus terkonfirmasi positif di Jatim.

Sebanyak 22.107 kasus di antaranya adalah kasus yang menyerang pada anak berusia di bawah 18 tahun.

“Dari 249.242 kasus positif covid-19 di Jawa Timur tersebut, terdapat 16.495 jiwa yang meninggal. Dan dari total yang meninggal, sebanyak 93 anak (46 anak usia O-5 tahun dan 47 anak usia 6-18 tahun) meninggal,” kata Khofifah.

Lonjakan kasus covid-19 di Jawa Timur ini banyak terjadi pada klaster keluarga. Yang mana penyebaran virus terjadi dari salah satu anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah.

Biasanya, penyebaran di klaster ini berawal dari seseorang yang telah lebih dulu terpapar lalu menularkan pada anggota keluarga lain.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif. Antara lain membiarkan anak anak bermain bersama di lingkungan komplek atau perumahan tanpa protokol kesehatan.

“Anak-anak kita di Jawa Timur harus kita lindungi. Salah satunya dengan pemberian vaksinasi. Untuk saat ini, sudah tersedia vaksinasi bagi anak yang diberikan untuk anak dengan rentang usia usia 12-17 tahun,” kata Khofifah.

Di Jawa Timur, jumlah anak usia itu sebanyak 3.093.465 jiwa. Untuk itu dia mendorong orang tua, guru, dan tokoh masyarakat agar turut menggencarkan vaksinasi Covid-19 untuk anak.

Menurut Khofifah, pemberian vaksin Covid-19 terhadap anak tidak hanya melindungi anak dari infeksi virus corona, tapi juga untuk mencegah anak menularkan virus kepada orang dewasa.

Di luar itu, Khofifah menegaskan, segala perlindungan terhadap anak merupakan bagian dari investasi pembangunan SDM.

Pemenuhan hak dan perlindungan anak secara optimal akan menghasilkan individu berkualitas yang membawa kebangkitan dan kemajuan Jawa Timur di masa yang akan datang.

Sebaliknya, kata dia, jika permasalahan anak tidak tertangani dengan baik maka generasi selanjutnya akan menjadi beban bagi Pemerintah.

“Karena itu, butuh sistem perlindungan anak yang efektif dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran, terutama di masa pandemi. Selamat Hari Anak Nasional, Anak Terlindungi, Indonesia Maju,” kata Khofifah.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs