Sabtu, 23 November 2024
Hari Anak Nasional

Komnas PA: Banyak Anak Terancam Jadi Yatim Piatu di Tengah Pandemi

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Getty Images

Arist Merdeka Sirait Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengatakan, tingginya kasus Covid-19 di Indonesia dan banyaknya orang yang meninggal akibat varian baru, membuat banyak anak-anak terancam menjadi yatim piatu.

Untuk itu, ia mendorong masyarakat mau mendukung program vaksinasi anak di rentang usia 12-17 tahun, sebagai upaya melindungi mereka dari tertular Covid-19 yang penularannya banyak terjadi dalam klaster keluarga.

“Saya kira di situasi pandemi ini, kita harus bersama-sama mendukung program vaksinasi di bawah 18 tahun untuk melindungi anak-anak dari ancaman menjadi yatim piatu karena varian Delta ini banyak menyerang klaster keluarga,” kata Arist kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (23/7/2021).

Vaksinasi Pelajar dilakukan di SMP Negeri 1 Surabaya, Rabu (14/7/2021). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Ia juga meminta masyarakat khususnya orangtua untuk patuh dan mengikuti imbauan vaksinasi. Ini tak lain demi menjauhkan anak-anak dari risiko terpapar Covid-19 sekaligus risiko anak-anak kehilangan orangtua mengingat banyak korban meninggal akibat Covid-19 meninggalkan anak-anak mereka yang masih membutuhkan pengasuhan orang dewasa.

“Agar kita tidak seperti India, banyak anak menjadi yatim piatu karena Covid-19. Saatnya berhenti mengolok-olok dan menyalahkan tanpa berbuat apa-apa. Mari kita buka mata anak-anak Indonesia,” ujarnya.

Seperti yang dikutip dari indianexpress, sebanyak 30.071 anak di India terkena dampak pandemi virus corona, termasuk mereka yang terlantar, yatim piatu, atau kehilangan orang tua. Komisi Nasional Hak Anak (NCPCR) mengatakan, jumlah itu tak hanya anak-anak yang kehilangan orang tuanya karena Covid, tetapi juga mereka terkena dampak selama periode 1 April 2020 hingga 5 Juni 2021.

Sebelumnya, sebuah jurnal The Lancet memperkirakan sebanyak 1,5 juta anak di seluruh dunia telah kehilangan orang tua, kakek-nenek, atau kerabat lain yang mengasuh mereka karena meninggal akibat akibat Covid-19.

Dikutip dari laman nationalgeographic.gid.id, banyaknya anak-anak yang menjadi yatim piatu menimbulkan efek buruk jangka panjang dan mendalam pada kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan mereka, seperti peningkatan risiko penyakit, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kehamilan remaja.

Profesor Lucie Cluver dari Oxford University di Inggris dan University of Cape Town di Afrika Selatan mengatakan pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama melakukan vaksinasi para orangtua, kakek dan nenek pengasuh mereka karena setiap 12 detik, seorang anak kehilangan pengasuhnya karena Covid-19,” tutur Cluver yang turut menulis studi terbaru tersebut.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs